Polisi Penembak Mati Warga Kulit Hitam di AS Mengundurkan Diri

Kasus ini telah memicu ketegangan rasial di Amerika Serikat. Komunitas Afrika-Amerika meminta si polisi didakwa melakukan pembunuhan.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 30 Nov 2014, 11:35 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2014, 11:35 WIB
Polisi Penembak Mati Warga Kulit Hitam di AS Mundur
Kasus ini telah memicu ketegangan rasial di Amerika Serikat. Komunitas Afrika-Amerika meminta si polisi didakwa melakukan pembunuhan.

Liputan6.com, Ferguson - Darren Wilson, polisi Amerika Serikat (AS) yang menembak mati remaja kulit hitam Michael Brown di Kota Ferguson, Negara Bagian Missouri, mengundurkan diri. Pengacara Wilson, Neil Bruntrager mengatakan kliennya memilih mengundurkan diri dari kepolisian, meski juri pengadilan setempat membebaskannya dari dakwaan pembunuhan.

"Wilson telah menjalani cuti administratif sejak penembakan di Ferguson 9 Agustus lalu," kata Bruntrager, seperti dikutip Liputan6.com dari BBC, Minggu (30/11/2014).

Wilson dilaporkan memilih mundur karena mengkhawatirkan masalah keamanan. Surat kabar lokal St Louis Post-Dispatch mengatakan pria berusia 28 tahun itu menerima ancaman kekerasan jika ia tetap bekerja di situ.

Koran tersebut juga menuliskan pernyataan mundur diri dari Wilson. Dikatakan bahwa selain alasan keamanan pribadi, pengunduran dirinya juga bertujuan agar Kota Ferguson kembali kondusif.

"Saya saat itu berharap dapat kembali bekerja sebagai polisi, tapi keselamatan petugas polisi lainnya dan masyarakat sangat penting bagi saya. Saya berharap pengunduran diri saya akan membuat masyarakat pulih dari keadaan saat ini."

Departemen Kepolisian tempat Wilson bertugas selama enam tahun terakhir sejauh ini belum mengonfirmasi kabar tersebut.

Ferguson, Missouri, dan kota-kota AS lainnya dilanda kerusuhan dan penjarahan pekan ini setelah juri memutuskan untuk tidak mengajukan tuntutan atas pembunuhan terhadap Michael Brown dengan tersangka Darren Wilson.

Michael Brown, 18, ditembak mati oleh Darren Wilson pada 9 Agustus di daerah pinggiran St Louis. Kematiannya menimbulkan protes yang berujung aksi kekerasan. Polisi pun dikritik karena menggunakan peralatan anti huru-hara militer.

Kasus ini telah memicu ketegangan rasial di Amerika Serikat. Komunitas Afrika-Amerika meminta Wilson didakwa melakukan pembunuhan.

Gubernur Missouri Jay Nixon saat itu mengumumkan keadaan darurat di daerah itu, dan memanggil 400 tentara Garda Nasional untuk mengantisipasi protes. (Riz/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya