17-12-2011: Kematian 'Manusia Setengah Dewa' Korut

Mengenakan pakaian serba hitam, pembaca berita mengatakan pemimpin 69 tahun itu meninggal akibat kelelahan fisik dan mental.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Des 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 17 Des 2014, 06:00 WIB
Kim Jong-il. (Reuters)
Kim Jong-il. (Reuters)

Liputan6.com, Pyongyang - Tanggal 17 Desember 2011 menjadi kenangan tersendiri bagi rakyat Korea Utara (Korut). Saat itu, sang pemimpin, Kim Jong-il wafat. Namun berita kematiannya baru diungkap ke publik 2 hari setelahnya, 19 Desember 2011 pukul 08.30 pagi waktu setempat.

Seperti diberitakan Reuters, Jong-il -- yang menjabat sejak 1994 menggantikan ayahnya Kim Il-sung-- yang dianggap sebagai 'manusia setengah dewa' berkat citra dari mesin propaganda rezim di negara itu dilaporkan tewas di kereta dalam sebuah perjalanan dinas kenegaraan.

Berita kematian Jong-il disampaikan secara haru di stasiun televisi milik pemerintah Korut. Mengenakan pakaian serba hitam, pembaca berita mengatakan pemimpin 69 tahun itu meninggal akibat kelelahan fisik dan mental dalam mengemban tugas negara. Beberapa media menyebut pria yang dijuluki Dear Leader itu terkena serangan jantung.

Jong-il dikatakan tewas dalam kereta ketika hendak menuju suatu tempat. Dia kala itu akan bertugas memberikan petunjuk bagi orang-orangnya di lapangan. Sebelumnya, Jong-il juga pernah terkena stroke pada 2008 lalu, dan sempat absen beberapa bulan.

Beberapa bulan sebelumnya, Jong-il dikabarkan telah menunjuk putra bungsunya Kim Jong-un, yang berusia 20-an, sebagai penerus rezim komunis Korea Utara. Kematiannya meninggalkan duka mendalam bagi rakyatnya.

Sebelas hari setelah kematiannya pada 17 Desember 2011, jasad Pemimpin Besar Korea Utara, Kim Jong-il akhirnya dihantar ke peristirahatan terakhir.

Prosesi pemakaman disiarkan langsung oleh stasiun televisi Korea Utara, yang sebelumnya tidak berencana menayangkannya. Dalam layar terlihat, arak-arakan mengiringi peti mati Kim Jong-il yang diletakkan di atap sebuah limosin yang bergerak perlahan melewati jalanan kota Pyongyang yang diguyur salju.

Putra mendiang, Kim Jong-un, serta paman Kim -- Jong-un Jang Son-thaek, beberapa pejabat top berjalan mengiringi limusin. Kim Jong-un memimpin rombongan memakai baju hitam dan tak mengenakan topi ataupun sarung tangan walau udara sangat dingin.

Stasiun televisi Korut tampak menyiarkan pemandangan massa yang berduka ditambah beberapa stok gambar rakyat yang sedih. Salju yang deras tampak tak menghalangi mereka mengantar kepergian Kim Jong-il, dengan deraian air mata.

Aura mistis berhembus pada prosesi pemakaman tersebut. Salju yang turun dengan derasnya sejak pagi disebut-sebut merupakan tumpahan air mata dari langit. Bagi rakyat Korut, itu pertanda langit juga turut bersedih melihat Jong-il menuju tempat peristirahatan terakhirnya.

Semasa hidupnya, mendiang disebut-sebut mampu mengendalikan cuaca. Juga ketika ia telah meninggal. Buktinya, sejak pagi cuaca terasa sangat dingin, tak seperti biasanya.

Kini kekuasaan Korut secara resmi berada di tangan Kim Jong-Un. Ia sudah mendapatkan dukungan serta restu dari rakyat, pihak militer dan Partai Pekerja Korut.

Pada Today in History di tanggal yang sama tahun 1835, dicatatkan kejadian kebakaran besar yang menghanguskan Bursa Saham New York dan sebagian besar bangunan di ujung tenggara Manhattan, tepatnya di seputaran Wall Streetselama. Si jago merah berkobar selama 2 hari pada tanggal 16–17 Desember.

Lalu pada 17 Desember 1969, dicatatkan sebagai momen saat Angkatan Udara Amerika Serikat menyatakan bahwa tak ditemukan bukti mengenai UFO, dari hasil investigasi mereka. (Tnt/Riz)

 
 
 
 
 
 
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya