Liputan6.com, Denpasar - Seorang nenek asal Inggris, Lindsay Sandiford kemungkinan besar menjadi terpidana mati selanjutnya yang bakal dieksekusi Kejaksaan Agung (Kejagung) RI. Mengetahui dirinya akan dieksekusi, wanita 58 tahun itu dikabarkan depresi.
"Kadang dia bicara soal kematian, kadang dia juga berharap bisa bebas dari eksekusi, kadang juga ia tampak putus asa," ujar petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan Bali, tempat Sandiford mendekam, seperti dimuat International Business Times, Senin (26/1/2015).
Sandiford juga dikabarkan telah menerima surat untuk ia tanda tangani langsung terkait hukuman mati terhadapnya, baru-baru ini. Dari surat itu, perempuan tersebut mengaku bakal dieksekusi dalam waktu dekat.
"Jika saya menandatangani surat itu, berarti sama saja saya menandatangani surat kematian saya sendiri. Apa perlu aku balas, silakan saja tembak saya," ujar perempuan itu.
"Surat itu menggunakan bahasa Indonesia. Saya tidak tahu apa yang tertulis dalam surat itu karena berbahasa Indonesia," imbuh dia.
Sandiford sebelumnya mengajukan grasi ke pemerintah Indonesia, namun kemudian ditolak. Dia bahkan meminta pemerintah Inggris sebesar Rp 707 juta untuk mengajukan grasi yang kedua kalinya.
Entah benar-benar putus asa atau tidak, perempuan yang lahir di Yorkshire, Inggris itu kabarnya saat ini menolak mendapat pendampingan dari pengacara lagi. Ia akan menghadapinya seorang diri.
Sandiford ditangkap di Bandara Ngurah Rai, Bali pada Mei 2012 karena membawa 4,8 kilogram kokain di lapisan dalam kopernya. Dia kemudian dijatuhi hukuman mati oleh hakim Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, pada 22 Januari 2013 setelah dinyatakan bersalah memasukkan 4,7 kilogram kokain ke Bali.
Setelah mengeksekusi 6 terpidana kasus narkoba pada 18 Januari lalu, Kejaksaan Agung mengaku akan tetap melakukan hukuman mati tersebut. Bahkan, saat ini Kejagung telah menyiapkan 60 orang yang bakal dieksekusi mati. Namun belum diketahui kapan pelaksanaan eksekusi tersebut bakal dilakukan. "Kita masih punya stok 60 orang yang akan dieksekusi mati," ujar Prasetyo, 20 Januari. (Riz/Ans)
Nenek asal Inggris Depresi Jelang Eksekusi Mati di Indonesia
Lindsay Sandiford sebelumnya mengajukan grasi ke pemerintah Indonesia, namun kemudian ditolak.
diperbarui 26 Jan 2015, 19:44 WIBDiterbitkan 26 Jan 2015, 19:44 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 Energi & TambangShell Dikabarkan Tutup Seluruh SPBU di Indonesia, Kenapa?
4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Puluhan Ulama hingga Habaib Imbau Polresta Malang Kota Jaga Netralitas di Pilkada 2024
Bertemu MBZ, Prabowo Apresiasi Inisiatif Pelibatan Indonesia untuk Misi Kemanusiaan Gaza
Intip, Jadwal Masa Tenang Pilkada 2024 dan Aturannya
Top 3 Islami: Waktu Terbaik Sholat Taubat dan Doa Setelahnya, Cara Unik Gus Maksum Sembuhkan Pemabuk
Ini Alasan Investasi Properti di Tangerang Masih Menjanjikan
Ragam Acara Menarik di GJAW 2024 Buat Para Pecinta Otomotif
Miliarder Stanley Druckenmiller Jual Saham Nvidia, Alihkan Investasi ke Broadcom
Harga Cardano (ADA) Tembus USD 1 per Koin, Mampukah Menuju USD 10?
Sederet Emiten Siap Tebar Dividen pada 25-29 November 2024
Pantai Klayar Pacitan, Rekomendasi Wisata Pantai dengan Pesona Pasir Putih Memikat
5 KO Terbaik di ONE Friday Fights 88, Ada Terjangan Lutut sampai Tendangan Tinggi Mematikan
Sempat Unggul Dua Gol, Barcelona Ditahan Imbang Celta Vigo