Liputan6.com, Baghdad - Kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) kembali membunuh sanderanya. Kali ini, yang menjadi korban adalah seorang sandera yang merupakan pilot asal Yordania, Moaz al-Kasasbe.
Eksekusi mati yang dilakukan terhadap pilot jet tempur F-16 tersebut berbeda dengan cara sebelumnya yang melalui pemenggalan. Moaz al-Kasasbe dibakar hidup-hidup.
Dalam sebuah video berdurasi 22 menit terlihat sosok Moaz al-Kasasbe dengan wajah memar dan ekspresi penuh ketegangan berada di dalam kerangkeng.
Kemudian seorang pria yang diduga anggota ISIS datang membawa obor dan menghidupkan sumbu panjang yang membuat kerangkeng tersebut terbakar. Moaz al-Kasasbe dibakar hidup-hidup hingga kemudian menghembuskan nafas terakhir.
Mobil traktor yang membawa puing reruntuhan bangunan kemudian mendekati kerangkeng dan menjatuhkan pecahan batu tersebut di atas jasad Moaz al-Kasasbe.
Menanggapi video tersebut, Pemerintah Yordania mengonfirmasi Moaz al-Kasasbe telah meninggal dan pihaknya akan membalas apa yang telah dilakukan ISIS terhadap Moaz al-Kasasbe.
"Darah pilot kami tak akan sia-sia. Kami akan balas yang sebanding seperti kalian membunuh pilot kami," ujar juru bicara Militer Yordania Jenderal Mamduh al-Amiri, seperti dimuat Al-Arabiya, Rabu (4/2/2015).
Raja Yordania Abdullah memutuskan untuk membatalkan kunjungan ke Amerika Serikat menyusul eksekusi mati secara sadis terhadap Moaz al-Kasasbe.
Sementara, tim militer AS tengah menyelidiki keaslian video eksekusi bakar hidup tersebut. Presiden Barack Obama mengatakan jika video itu benar, maka ISIS jelas merupakan kelompok biadab.
"Koalisi pasukan kami bertekad akan lebih keras untuk menghancurkan ISIS," tegas Obama.
Pilot Moaz al-Kasasbe ditangkap ISIS pada Desember lalu, setelah jet tempur yang dikendalikannya jatuh di Irak. Sebelumnya ISIS meminta agar Yordania membebaskan anggota Al-Qaeda yang menjadi terpidana mati bernama Sajida Al Rishawi.
Kelompok ISIS yang mengklaim mendirikan Daulah Islamiyah secara sepihak itu baru-baru ini juga mengeksekusi 2 warga Jepang, yakni pengusaha Haruna Yukawa dan jurnalis Kenji Goto. (Riz)