Liputan6.com, Amman - Tindakan brutal ISIS terhadap Letnan Muath al-Kaseasbeh, seorang pilot tempur yang dieksekusi dengan cara dibakar hidup-hidup, membuat rakyat Yordania murka. Tak terkecuali sang pemimpin, Raja Abdullah II.
Tak hanya langsung mengeksekusi mati 2 tahanan kasus terorisme -- yang salah satunya dianggap 'saudari' oleh kelompok militan, sang raja bersumpah akan menghancurkan ISIS.
"Kita akan terus mengicar para kriminal itu. Dan akan menyerang mereka, di sarang mereka sendiri," tegas Raja Abdullah, seperti Liputan6.com kutip dari Washington Post, Kamis (5/2/2015).
"Kita akan bertempur demi membela keyakinan, nilai-nilai, dan prinsip kemanusiaan yang kita anut. Ini akan menjadi perjuangan tanpa henti."
Padahal, raja yang punya latar pendidikan di Inggris dan AS itu awalnya tak pernah mengeluarkan ancaman langsung ke ISIS. Sebelumnya, ia juga merahasiakan misi pemboman yang dilakukan pesawat tempur Yordania yang terbang di atas Suriah.
Bahkan, menurut senator Republik Amerika Serikat, Duncan D. Hunter, Raja Abdullah mengutip dialog William Munny, yang diperankan Clint Eastwood dalam Film 'Unforgiven' -- yang bersumpah balas dendam atas kematian rekannya yang disiksa hingga tewas.
Meski demikian, Raja Abdullah tak mengelaborasi balas dendam seperti apa yang akan dilakukan Yordania.
Namun, sejumlah laporan menyebut, ia akan menerbangkan sendiri pesawat tempur dan memimpin serangan terhadap ISIS. Langsung di garis depan.
Foto-foto yang beredar di internet memperlihatkan sang raja mengenakan pakaian militer. "Sang raja yang juga adalah seorang pilot mungkin akan menerbangkan sendiri pesawat pengebom Kamis ini," demikian dikabarkan Daily Caller, seperti dimuat International Bussiness Times.
Sebelum menjadi raja, Abdullah II memiliki pangkat Mayor Jenderal dan bertanggung jawab atas Pasukan Khusus Yordania.
Ia mendapat sertifikasi sebagai pilot helikopter penyerang Cobra atau Cobra Attack Helicopter Pilot. Pada tahun 1980, sang raja bergabung dalam Royal Military Academy Sandhurst Inggris.
Sebelumnya, Pemerintah Yordania mengeksekusi mati 2 tahanan kasus terorisme yakni Sajida al-Rishawi dan Ziad al-Karbouli.
Al-Rishawi, perempuan itu divonis mati atas keterlibatannya dalam pemboman terhadap 3 hotel di ibukota Amman pada tahun 2005 yang menewaskan puluhan orang. Sabuk bunuh diri perempuan Irak berusia 44 tahun itu tak meledak saat itu, ia pun berusaha melarikan diri, namun tertangkap.
Al Rishawi punya kaitan dengan Al Qaeda cabang Irak, cikal bakal ISIS. Sementara, Ziad Al-Karbuli adalah mantan pembantu Abu Musab al-Zarqawi, pentolan Al Qaeda di Yordania yang terbunuh 2006 lalu. (Ein/Tnt)