Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan ribuan kilometer dari Prancis ke Indonesia harus ditempuh oleh Sabine Atlaoui. Perempuan setengah baya ini menempuh perjalanan tersebut untuk menemui sang suami, Sergei Atlaoui.
Namun, pertemuan itu tidak bisa terjadi seindah bayangan Sabine. Sebab, lawatannya ke Indonesia dilaksanakan menjelang eksekusi mati Sergei.
Sergei divonis mati tahun 2007 atas kasus narkoba setelah terbukti terlibat dalam pengoperasian pabrik ekstasi terbesar di Asia yang berlokasi di Cikande, Kabupaten Serang, Banten. Namun, di tengah keresahan besar atas vonis mati yang menimpa Sergei, Sabine di depan awak media sembari tersenyum menceritakan alasan kagum kepada sang belahan jiwanya.
"Suami saya pekerja keras murah hati selalu banting tulang untuk memenuhi kebutuhan (keluarga)," sebut Sabine di Kedutaan Prancis di Jakarta, Rabu (26/2/2015).
"Ia merupakan keturunan imigran dari Afrika Utara dan ia selalu murah hati baik dan pekerja keras. Itu yang membuat saya jatuh hati kepada Serge," sambung Sabine.
Ia pun mengatakan, di dalam benak dirinya dan suami, meski sang suami masih di penjara masih satu ada satu keinginan yang sangat ingin diwujudkan. Keinginan itu adalah Sabine dan Serge ingin memperkokoh cinta mereka dalam satu pernikahan secara Islam.
"Kami menikah secara administrasi di Indonesia setelah Serge di penjara," kata Sabine.
"Saya masih menunggu kapan kami bisa menikah secara Islam sesuai dengan tradisi suami saya. Penyesalan terbesar kami adalah pernikahan kami secara Islam belum bisa terlaksana," papar dia.
Serge divonis mati karena dinyatakan salah seorang peracik obat terlarang ini. Hukuman mati di tingkat kasasi tersebut lebih berat ketimbang vonis Pengadilan Negeri Tangerang tahun 2006 dan Pengadilan Tinggi Banten tahun 2007, yang menyatakan Atloui harus menjalani hukuman penjara seumur hidup.
Namanya disebut-sebut masuk daftar narapidana yang akan dieksekusi mati tahap II oleh Kejaksaan Agung RI bersama 10 orang lainnya. Grasi dari Atlaoui juga sudah ditolak Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 35/G tahun 2014. (Tnt/Ans)
Istri Terpidana Mati asal Prancis Menyesal Belum Menikah Islami
Perempuan setengah baya ini menempuh perjalanan ribuan kilometer dari Prancis ke Indonesia untuk menemui sang suami, Sergei Atlaoui.
diperbarui 26 Feb 2015, 19:00 WIBDiterbitkan 26 Feb 2015, 19:00 WIB
Sabine Atlaoui, istri terpidana mati kasus narkoba asal Prancis Sergei Atlaoui. (Liputna6.com/Andreas Gerry)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hasil LaLiga Real Madrid vs Sevilla: Kylian Mbappe Cetak Gol Lagi, Los Blancos Sikut Barcelona
Polri Sebut Kondisi Puncak Arus Mudik Nataru Masih Berjalan Aman
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala AFF 2024: Siapa Jadi Raja Asia Tenggara?
Kaleidoskop Sultra 2024: Pemprov Beli Kapal Bodong hingga Guru Honorer Dituduh Aniaya Anak Polisi
Kayana Pamerkan Skill Ciamik Pesepak Bola Wanita di Milk Life Soccer Challenge Semarang
Mudik Nataru 2025, 126.809 Pemudik Asal Sumatera Menyeberang ke Pulau Jawa
Pembangkit Terapung jadi Andalah Pemenuhan Kebutuhan Listrik Maluku saat Natal dan Tahun Baru
Saksikan Live Streaming Liga Inggris Tottenham vs Liverpool di Vidio, Segera Dimulai
Angkutan Nataru, KAI Divre IV Tanjungkarang Tambah 8.424 Kursi
6 Fakta Terkait DPP PDIP Ungkap Ada Upaya Ganggu Stabilitas Internal Partai Jelang Kongres, Siap Melawan
Proyek Infrastruktur jadi Pendorong Pertumbuhan Properti
Hasil Liga Inggris Manchester United vs Bournemouth: Petir Menyambar 2 Kali di Old Trafford, Setan Merah Kembali Malu