Liputan6.com, Paris - Pimpinan eksekutif Lufthansa, Carsten Spohr, menegaskan bahwa kopilot Germanwings, Andreas Lubitz, layak terbang tanpa adanya keberatan dari pihaknya. Dia menyatakan kopilot Andreas Lubitz telah lulus sejumlah tes.
Lubitz diduga sengaja menjatuhkan pesawat Germanwings -anak perusahaan Lufthansa- di kawasan pegunungan Alpen Prancis, dan menewaskan seluruh 150 orang di dalamnya.
Pria berusia 28 tahun itu memulai pelatihan pada tahun 2008 dan sempat berhenti selama 11 bulan. Hal itu dinilainya bukan sebagai hal yang tidak biasa. Dia kemudian menjalani pengkajian ulang dan hasilnya Lubitz boleh melanjutkan pelatihan.
"Akhirnya dia lulus semua pemeriksaan kesehatan dan semua latihan penerbangan. Dia 100% layak terbang tanpa pembatasan apapun," tegas Spohr, seperti dikutip BBC, Jumat (27/3/2015)
Dia menambahkan setelah lulus dari pelatihan, Lubitz langsung bergabung dengan Germanwings pada September 2013. Dan dia memiliki 630 jam terbang.
Menurut Spohr, insiden jatuhnya pesawat 4U 9525 itu membuat mereka terkejut dengan peristiwa dalam beberapa hari ini.
"Dalam mimpi terburuk kami, kami tidak bisa membayangkan tragedi seperti ini terjadi di dalam perusahaan kami."
Spohr juga mengatakan bahwa tidak ada yang bisa menjamin sepenuhnya kalau seorang pilot jahat ingin menabrakkan pesawat.
"Saya ingin mengulang, terlepas dari kriteria keamanan Anda dan bahkan jika amat, amat canggih, Anda tidak bisa mencegah peristiwa individual seperti itu. Tidak ada sistem di dunia yang bisa melakukan hal itu,"Â tegas dia.
Bagaimanapun Lufthansa menegaskan akan bekerja sama dengan pemerintah, otorita penerbangan, dan asosiasi pilot untuk mengkaji standar pelatihan dan perekrutan pilot.
Sebelumnya jaksa Marseille, Brice Robin, mengatakan pilot kedua dalam pesawat Germanwings tampaknya ingin 'menghancurkan pesawat' dengan mengutip informasi dari kotak hitam perekam suara di kokpit.
Jaksa Robin mengatakan, pilot kedua yang bernama Andreas Lubitz secara sengaja mulai menurunkan pesawat ketika kapten pilot terkunci di luar kokpit.
"Kami mendengar pilot meminta kopilot untuk mengendalikan pesawat dan kami mendengar pada saat yang sama suara kursi digerakkan ke belakang dan suara pintu ditutup," tutur Robin kepada para wartawan.
"Pada saat itu, kopilot mengendalikan pesawat sendirian. Ketika dia sendiri, kopilot menekan tombol sistem pengawasan penerbangan untuk mengambil tindakan menurunkan pesawat," ujar Robin.
"Tindakan untuk mengendalikan ketinggian ini hanya bisa dilakukan secara sengaja," imbuh dia.
Pesawat Airbus A320 dengan perjalanan dari Barcelona ke Dusseldorf itu jatuh di pegunungan Alpen Prancis pada Selasa 24 Maret 2015. Sebanyak 150 penumpang termasuk kru pesawat tewas dalam tragedi tersebut. (Ali)
Lufthansa: Kopilot Germanwings 100% Lulus Tes Penerbang
Setelah lulus dari pelatihan, Lubitz langsung bergabung dengan Germanwings pada September 2013,
diperbarui 27 Mar 2015, 05:00 WIBDiterbitkan 27 Mar 2015, 05:00 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Banjir Mulai Mengancam Rohil, Drainase dan Pintu Air Bermasalah
Jelang Setahun Agresi Kejam Israel di Palestina, Ribuan Orang Turun ke Jalan di Seantero Eropa
Debat Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun Malah Doakan Pramono Anung Jadi Presiden RI
OPINI: Ketika FOMO Boneka Labubu Mengerek Harga dan Status Sosial
Atasi Polusi Udara, Suswono: Kami Punya Target Tanam 3 Juta Pohon di Jakarta
Sesi Tanya Jawab Warnai Debat Perdana Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024
Meghan Markle Menyala dengan Daur Ulang Gaun Lama Tanpa Pangeran Harry yang Tur ke Afrika
Hasil Liga Inggris Aston Villa vs Manchester United: Main Tanpa Gol, Pacelik Menang Setan Merah Berlanjut
Meningkat, Ekonomi Digital Kalsel 2024 Capai 22 Juta Transaksi dengan Nominal Rp 2,85 Triliun
Penampilan Haddad Alwi dan Sulis Pecah, Selawat Berkumandang di Synchronize Fest 2024!
Dharma ke Pramono Anung: Beliaulah yang Menempatkan Saya di BSSN
Resmi Buka Peparnas 2024, Presiden Jokowi Ungkapkan Pesan Persaudaraan