Liputan6.com, Kathmandu - Pemerintah Nepal diduga memblokade bantuan yang sangat dibutuhkan ke daerah-daerah terpencil. Pejabat setempat juga diduga telah menghalangi aliran bantuan ke negara itu dan memberlakukan pajak impor pada pengiriman bantuan.
Namun, Suman Prasad Sharma selaku Sekretaris Kementerian Keuangan Nepal, membantah tuduhan yang dibuat oleh LSM dan pejabat internasional itu. Sharma mengatakan tuduhan itu tidak berdasar.
Padahal, menurut laporan media lokal, ratusan ton pasokan bantuan telah berhenti di perbatasan India karena tidak diizinkan memasuki Nepal.
Satu laporan mengutip seorang pejabat, adat istiadat setempat di perbatasan mengaku tidak memiliki perintah untuk mengizinkan bantuan masuk melalui jalur tanpa pembayaran pajak.
"Mereka seharusnya tidak menggunakan metodologi damai adat," kata Sharma seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (2/5/2015).
Dia menegaskan bahwa tak ada kewajiban untuk membayar bagi bantuan yang masuk kepada siapa pun.
"Tidak ada kewajiban untuk membayar pada apa pun. Biaya ini adalah benar-benar tidak bertanggung jawab dan saya membantahnya," kata Sharma.
Korban Terus Bertambah
Korban tewas dalam bencana itu kini telah mencapai 6.900, dengan lebih dari 15.000 cedera. Demikian pula dengan ratusan ribu warga yang tak lagi memiliki tempat tinggal, termasuk banyak di antara mereka yang cedera.
Namun, semakin jelas bahwa sebagai bagian dari upaya lebih luas untuk memusatkan upaya bantuan, polisi lokal telah menghentikan truk sarat dengan bantuan dari pihak swasta yang menuju wilayah terparah terkena bencana.
"Mereka tidak menderita sehingga mereka tidak peduli. Mereka hanya keluar untuk mendapatkan uang asing untuk diri mereka sendiri," kata Rashmita Shastra, seorang pekerja kesehatan di sebuah desa di Distrik Sindhulpalchowk, 50 mil dari Kathmandu, yang sedianya akan menerima kiriman bantuan yang akhirnya diblokade oleh otoritas setempat.
Sebuah desa di mana 7 orang meninggal dan hampir seluruhnya hancur, belum dikunjungi oleh pejabat atau politisi, meskipun salah satu badan bantuan berhasil mendistribusikan beberapa terpal dan beras pada akhir pekan lalu. (Ado)
Pemerintah Nepal Bantah Berlakukan Pajak untuk Bantuan Bencana
Pejabat setempat juga diduga telah menghalangi aliran bantuan ke negara itu dan memberlakukan pajak impor pada pengiriman bantuan.
Diperbarui 03 Mei 2015, 05:18 WIBDiterbitkan 03 Mei 2015, 05:18 WIB
Sejumlah warga Kathmandu melihat jalan yang rusak akibat gempa , Minggu (26/4/2015). Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter dikabarkan telah menelan korban sekitar 2000 jiwa. (AFP Photo/Prakash Mathema)... Selengkapnya
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Resep Praktis Es Teler Tanpa Santan untuk Takjil Buka Puasa
BNPB Sebut Prioritas Saat Ini Evakuasi Korban Banjir Bekasi
Perjalanan Sritex Menjadi Raksasa Perusahaan Tekstil di Indonesia
Tradisi Unik di Sidang Parlemen Tahunan 'Dua Sesi' China, Disiplin dari Air Minum hingga Dering Bel
Masjid Jogokariyan Yogyakarta Bagi-Bagi Takjil Gratis Rp 52 Juta per Hari, Kok Bisa?
Nikita Mirzani Resmi Ditahan, Ini 6 Poin Penting Surat Permohonan Ditulis Lolly
Aksi Istri Wali Kota Bekasi Turun Bantu Korban Banjir, Mengaku Ikut Terdampak
Persentase Pembagian Zakat Fitrah: Panduan Lengkap dan Ketentuan Syariatnya
Wajib Pajak Bisa Lapor SPT di Mal Central Park, Catat Tanggal dan Jam Layanannya
Profil Yuddy Renaldi, Dirut Bank BJB yang Tiba-tiba Mengundurkan Diri
Jangan Salah, Jatuh Cinta Sama Karakter Fiksi Bisa Jadi Gangguan Kesehatan Mental
Banjir Jakarta, Gubernur Pramono Minta Pintu Air Dibuka