Polisi dan FBI Geledah 2 Rumah Terkait Penembakan di Dallas

Simpson dicurigai karena sempat mengirim sebuah cuitan di akun Twitter dengan tanda "#TexasAttack" sebelum penembakan terjadi.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Mei 2015, 01:55 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2015, 01:55 WIB
2 Orang Tewas di Muka Konfrensi Kartun Nabi di AS
Kepolisian Dallas masih mencari mobil dari para pelaku. Hal ini karena mobil tersebut diduga kuat membawa bom.

Liputan6.com, Jakarta Polisi menggeledah rumah 2 orang yang tewas tertembak dalam serangan di acara kontes kartun Nabi Muhammad di Curtis Culwell Center di Garland Texas.

Salah seorang pelaku serangan yang tewas dalam tembak-menembak itu adalah Elton Simpson. Ia adalah seorang warga Arizona yang sebelumnya pernah diselidiki terkait kecurigaan keterlibatannya dalam tindakan terorisme.

Petugas FBI mengatakan kepada ABC, Simpson dicurigai karena sempat mengirim sebuah cuitan di akun Twitter dengan tanda "#TexasAttack" sebelum penembakan terjadi.

"Agen kami kini sedang mengumpulkan bukti dari sebuah apartemen yang menjadi tempat tinggal Simpson di Kota Phoenix, Arizona," kata seorang petugas dari Biro Penyelidik Federal Amerika seperti dikutip BBC, Senin (4/5/2015).

Penyerang kedua --yang tidak disebutkan namanya-- juga tinggal di kawasan yang sama dengan Simpson, dan rumahnya juga digeledah oleh polisi.

Dalam peristiwa tembak menembak itu, 2 orang bersenjata tewas setelah mereka mengeluarkan tembakan di luar lokasi konferensi kartun Nabi Muhammad yang juga digelar lomba menggambar nabi di pinggiran Kota Dallas. Seorang petugas keamanan terluka dalam peristiwa tersebut.

Menurut jurnalis BBC Alastair Leithead, acara di Dallas ini memang kontroversial. Juga provokatif dan dapat melukai perasaan umat Muslim.

Bagi umat Muslim penggambaran sosok Nabi Muhamad merupakan tindakan yang terlarang.

Beberapa penggambaran kartun Nabi menuai protes besar serta aksi kekerasan. Termasuk ketika kejadian unjuk rasa protes kartun Nabi pada tahun 2006 di Denmark serta tewasnya 12 kartunis majalah satir Prancis, Charlie Hebdo Januari 2015 ini. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya