Langka, Pria Berubah Kepribadian Saat Bangun Tidur

Saat bangun tidur di pagi hari, ia terkadang ingin menjadi lelaki. Tapi juga ingin menjadi perempuan.

oleh Dinda Sulistyowati Pranoto diperbarui 27 Mei 2015, 17:07 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2015, 17:07 WIB
 Ketika Bangun Tidur, Pria ini Kerap Berubah Gender
Seiring ia membuka mata, saat itu juga pribadi Ryan seolah bertukar otomatis.

Liputan6.com, London - Seorang remaja bernama Ryan Wigley (22), didiagnosa oleh psikolog memiliki kepribadian langka. Ia dianalisa mempunyai dua kepribadian atau bi-gender.

Menurut Ryan, saat bangun tidur di pagi hari, ia terkadang ingin menjadi lelaki sesuai dengan kondisi fisiknya, dan terkadang juga ingin menjadi perempuan bernama Ria.

 

Ryan sendiri mengaku sering kebingungan dengan pikiran dan perasaannya sendiri. Bahkan terkadang ia ingin berubah menjadi pria atau wanita secara mendadak di tengah hari.

Kondisi tersebut pun sempat membuatnya minder dan merasa bermasalah.



Dilansir dari dailymail.co.uk, Rabu (27/5/2015),  Ryan mengaku saat berusia 13 tahun menjadi kali pertama dirinya berhasrat memakai pakaian wanita. Saat melihat beberapa pakaian ibunya yang dijemur, Ryan kecil lantas mengambilnya.

Bahkan, Ryan juga mengambil bra sang bunda, lalu berlari ke kamar mandi. Dia juga pernah menyelinap masuk ke kamar kakak perempuannya, dan mencoba beberapa pakaian wanita yang ada di dalam lemari saudari perempuannya itu.

Ryan saat masih kecil

"Aku tidak tahu mengapa hal itu terjadi pada waktu itu. Yang aku tahu pakaian wanita terasa berbeda namun nyaman, meskipun aku tampak agak konyol," ujar Ryan.

Meski memiliki dua kepribadian, Ryan mengaku memiliki ketertarikan pada wanita. Sebelumnya, Ryan pernah memiliki kekasih, namun hubungan mereka terpaksa berakhir di tengah jalan lantaran masalah ini.

Hingga akhirnya datanglah seorang wanita yang bisa menerima Ryan apa adanya.

Adalah Krystal Griggs (18), yang kini menjadi kekasih Ryan. Setelah mengetahui kondisi pria idamannya itu, Krystal mengaku tetap mencintai apa adanya.

"Mantan kekasih Ryan sempat sedikit merendahkannya, dan itu membuatnya malu. Tetapi aku dengan jujur mengatakan kepadanya bahwa aku tidak peduli. Yang terpenting adalah yang ada di dalam (hatinya)," tegas Krsytal.



Awalnya tak mudah bagi Ryan mengaku kondisi langka yang dideritanya, kepada teman-teman kampus dan keluarganya.

Namun setelah mereka mengetahui, semuanya baik-baik saja. Ryan menyadari ia harus selalu siap mental jika bertemu orang baru, dan maklum dengan reaksi mereka setelah mengetahui kondisi langka yang dideritanya. (Dsu/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya