Liputan6.com, New York - Otoritas keamanan Amerika Serikat mengatakan bahwa telah terjadi ancaman terorisme menjelang peringatan Hari Kemerdekaan 4 Juli minggu lalu. Namun, berkat operasi anti-terorisme yang ketat, ancaman tersebut dapat digagalkan.
Lebih dari 10 orang simpatisan ISIS di Amerika ditangkap karena telah merencakan serangan terorisme saat libur panjang 4 Juli. Hal ini diumumkan dalam keterangan pers Direktur FBI James Comey kepada media Kamis malam (9/7/2015), seperti dikutip Reuters.
"Saya percaya kerja keras kami dapat menggagalkan usaha mereka yang merencakan pembunuhan pada 4 Juli. Kami telah menangkap lebih dari 10 orang yang telah direkrut secara online untuk mengancam kemanan sosial." Sayangnya, Comey tidak menjelaskan detil ancaman-ancaman tersebut.
Sebelumnya, FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri telah memperingatkan keamanan lokal di setiap negara bagian untuk bersiap dengan segala kemungkinan jelang 4 Juli.
Baca Juga
Salah satu efeknya adalah respons cepat terhadap laporan salah seorang pegawai di Markas Angkatan Laut beberapa waktu lalu. Pihak keamanan segera mengambil langkah antisipasi penutupan area sekitar Markas AL AS. Penutupan tersebut adalah demi peningkatan keamanan menyambut "tanggal penting" tersebut.
Menurut FBI 10 orang ditangkap karena berkomunikasi dengan ISIS via data enkripsi. FBI kini menekan perusahaan IT untuk menghapus sistem enkripsi yang melindungi privasi si pemakai.
Comey memperkirakan bahwa lusinan orang yang terpengaruh oleh gerakan ISIS "menghilang" dari pantauan FBI karena data enkripsi ini. Sebelumnya, Obama mengatakan bahwa Amerika menyatakan akan menambahkan dukungannya terhadap kelompok oposisi berhaluan moderat Suriah melawan ISIS. (Rie/Ein)
Advertisement