Serbia Memprotes Serangan terhadap PM Aleksandar Vucic

Pihak Serbia menyebut peristiwa itu sebagai usaha pembunuhan dan menuntut permintaan maaf resmi dari pemerintah Bosnia-Herzegovina.

oleh Rinaldo diperbarui 12 Jul 2015, 17:55 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2015, 17:55 WIB
20150709- Korban Pembantaian di Bosnia-Bosnia
Warga berdoa di dekat truk yang membawa 136 peti mati korban pembantaian Srebrenica juli, 1995, di desa Visoko, Bosnia-Herzegovina, Kamis, (9/7/2015). Pasukan Serbia Bosnia dibantai, 8.000 etnis Muslim wafat pada waktu itu. (REUTERS/Stoyan Nenov)

Liputan6.com, Srebrenica - Serbia memprotes serangan yang dilancarkan hari Sabtu waktu setempat atas perdana menterinya yang menghadiri upacara peringatan ke-20 pembantaian di Srebrenica. Pihak Serbia menyebut peristiwa itu sebagai usaha pembunuhan dan menuntut permintaan maaf resmi dari pemerintah Bosnia-Herzegovina.

"Ini adalah serangan, skandal dan saya bisa mengatakan itu dapat dilihat sebagai upaya pembunuhan," kata menteri dalam negeri Serbia, Neboja Stefanovic, seperti dikutip The Guardian, Minggu (12/7/2015)

"Bosnia telah gagal untuk membuat, bahkan menciptakan kondisi minimal untuk keselamatan perdana menteri," imbuh dia.

Serangan terjadi beberapa saat setelah Perdana Menteri Aleksandar Vucic memasuki pemakaman dekat Srebrenica untuk meletakkan karangan bunga. Seperti diketahui, kira-kira 8.000 laki-laki dewasa dan anak laki-laki muslim dibantai oleh kelompok Serbia menjelang berakhirnya perang Bosnia yang berlangsung antara tahun 1992 sampai 1995.

Vucic, pejabat ultra nasionalis Serbia yang dulu mendukung pembantaian itu, hadir dalam upacara peringatan untuk menunjukkan bahwa ia kini menginginkan rekonsiliasi.

Vucic dan rombongannya dilempari batu dan benda-benda lain dan menderita luka-luka ringan di mukanya. Mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dan sejumlah pejabat tinggi asing lainnya juga hadir dalam upacara peringatan itu. Demikian pula dengan Putri Anne dari Inggris, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, dan Ratu Noor dari Yordania. (Ado/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya