Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang baru dirilis memperlihatkan situasi saat dari pesawat Malaysia Airlines MH17 baru saja ditembak jatuh pada 17 Juli 2014 lalu. Rekaman itu mengungkapkan kelompok separatis pro-Rusia mengobrak-abrik barang-barang penumpang yang tewas.
Seperti seorang berpakaian loreng yang berbicara dalam bahasa campuran Rusia dan Ukraina. Terdengar kalau dia bertanya tentang sisa-sisa dari pesawat pembom Sukhoi.
Baca Juga
"Itu dia, itu adalah pesawat penumpang," ujar yang lain merespons pertanyaan itu seperti dikutip The Guardian, Jumat (17/7/2015).
Advertisement
Rekaman berdurasi 17 menit yang dirilis News Corp Australia itu bertepatan dengan 12 bulan setelah MH17 ditembak yang diyakini oleh rudal permukaan-ke-udara.
Rekaman itu makin terlihat menyedihkan saat milisi menginjak-injak lokasi reruntuhan pesawat yang hangus. Ini jelas bisa menjadi bukti penting bagi penyelidikan kecelakaan karena bisa mengidentifikasi kehadiran orang-orang bersenjata di tempat kejadian.
Mereka terlihat membuka ransel dari wisatawan yang tewas dan secara sembarangan membuang pakaian yang terlipat rapi di tanah.
Seorang pria bersepatu bot hitam juga terlihat mengelilingi lokasi yang masih mengepulkan asap dari pesawat yang hancur. "Terus buat perimeter. Jangan biarkan warga sipil lewat," kata dia.
"Malaysia," kata orang itu lagi sambil mengambil gambar sisa kecelakaan. "Siapa yang memberi mereka koridor?" ujar dia menambahkan, yang kuat dugaan merujuk pada jalur penerbangan di atas zona perang.
"Apakah itu oranye?" pria lain terdengar bertanya, berbicara tentang alat perekam penerbangan pesawat atau black box, yang dicat oranye untuk membuat mereka lebih mudah menemukan.
Seorang anggota milisi kemudian terlihat membuka ransel besar. "Ini adalah pakaian," katanya sambil menarik keluar celana jins dan kemeja yang dilipat.
"Persetan. Pesawat penumpang yang kacau," sebuah suara terdengar. Terlihat pula seseorang menunjukkan tanda pengenal bertuliskan KLIA di atasnya yang diduga merupakan kartu akses untuk awak pesawat di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.
Sebuah ransel bernoda darah juga menunjukkan tag bagasi dengan tulisan 'Australia' terlihat di atasnya.
Australia dan Inggris Terganggu
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan ia terganggu oleh rekaman itu, meskipun pihak berwenang belum dapat memverifikasi keasliannya.
"Hal ini memuakkan untuk menonton dan 12 bulan dari jatuhnya MH17, itu sangat memprihatinkan bahwa rekaman ini muncul sekarang," katanya kepada Nine Network. 38 Warga Australia ikut tewas dalam kecelakaan itu.
Kegeraman serupa juga ditunjukkan Inggris. "Keadilan harus disampaikan untuk 298 orang tak berdosa yang kehilangan nyawa mereka," tegas Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond. Inggris, Jumat. 10 Warga Inggris juga tewas dalam tragedi itu.
"Itu membutuhkan pengadilan internasional, yang didukung oleh resolusi yang mengikat semua negara anggota PBB, untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab," imbuh dia. (Ado/Mut)