Fidel Castro: AS Utang Jutaan Dolar kepada Kuba

Amerika Serikat sebelumnya juga menuntut kembali properti mereka yang diambil alih oleh Kuba.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 14 Agu 2015, 12:37 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2015, 12:37 WIB
img_fidel-castro-201.jpg
Mantan Prasiden Kuba Fidel Castro tampil untuk pertama kalinya di televisi pada 26 Agustus 2009 sejak diberitakan koma. Castro juga mengeluarkan pendapat mengenai PD 2010 di Afrika Selatan. AFP PHOTO/CUBAN TV-HO

Liputan6.com, Havana Rayakan ulang tahun yang ke-89, mantan pemimpin legendaris Kuba, Fidel Castro menuntut AS membayar utangnya 'jutaan dolar' karena setengah abad mereka mengembargo perdagangan negara penghasil cerutu itu.

Pria bernama lengkap Fidel Alejandro Castro Ruz lahir di Biran, Kuba pada tanggal 13 Agustus 1926.

Tuntutannya itu ia tulis dalam sebuah esai di sebuah koran pemerintah Granma yang dimuat menjelang kedatangan Menteri Luar Negeri John Kerry ke Kuba untuk membuka secara simbolik kantor kedutaan besar AS di Havana.

"Kuba wajib diberi kompensasi sebesar kerusakan yang ditimbulkan oleh embargo perdagangan yang nilainya jutaan dolar," tulis Fidel Castro seperti dikutip dari BBC, Jumat (14/8/2015).

Namun, ia tidak menjelaskan detil angka yang harus dibayar Washington kepada Havana. AS juga sebelumnya menuntut kompensasi mereka, seperti properti, yang diambil alih Castro.

Bagaimanapun, dalam tulisannya, ia menekankan bahwa Kuba akan berkomitmen untuk menjaga perdamaian.

"Namun, kami tidak akan berhenti memperjuangkan perdamaian dan kesejahteraan manusia tanpa memandang warna kulit dan dari mana mereka berada," tulis mantan pemimpin Revolusi Kuba ini.

Fidel Castro memimpin Kuba dari tahun 1959 hingga 2006 karena sakit yang tidak pernah diumumkan kepada publik. Ia menyerahkan kekuasaan kepada adiknya yang bungsu, Raul, yang berhasil mereformasi kebijakan ekonomi.

Raul Castro pulalah --bersama Barrack Obama-- yang berhasil memperbaiki hubungan 'dingin' AS dan Kuba pada bulan Desember tahun lalu. Butuh waktu sebulan untuk Fidel Castro menyetujui rekonsiliasi bersejarah itu.

"Saya tidak pernah percaya dengan kebijakan apapun dari AS, dan tidak pernah sekalipun mereka berdiskusi dengan saya, tapi tidak berarti saya tidak menyutujui perdamaian," tulisnya pada bulan Januari 2015 lalu.

John Kerry akan membuka secara simbolik gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Havana pada hari Jumat (14/8/2015). Dalam seremoninya, 3 orang marinir yang pada tanggal 4 Januari 1961 menurunkan bendera AS akan kembali mengerek bendera itu berkibar di langit Havana.

Ketiganya telah pensiun dan telah berumur 70 an.

"Saya akan sangat senang bisa menaikkan bendera lagi," kata salah satu mantan Marinir Jim Tracy yang kini berusia 78 tahun dalam rekaman video di website Kementerian Luar Negeri AS. (Rie/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya