Malaysia Blokir Situs Pendukung Demo Anti-Pemerintah

Website Bersih.org -- penggagas demo anti-pemerintah -- sudah tidak bisa diakses di ponsel Malaysia dan komputer.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 28 Agu 2015, 18:36 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2015, 18:36 WIB
Malaysia Blokir Situs Pendukung Demo Anti-Pemerintah
Website Bersih.org -- penggagas demo anti-pemerintah. (BBC)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia menutup situs internet yang menyebarkan informasi terkait unjuk rasa besar anti-pemerintah akhir pekan ini.

Mengutip pemberitaan BBC, Jumat (28/8/2015), website Bersih.org -- penggagas demo anti-pemerintah -- sudah tidak bisa diakses di Malaysia.

Pihak berwenang sebelumnya telah memperingatkan pada Kamis 27 Agustus, bahwa situs yang mempromosikan dan menyebarkan informasi terkait demonstrasi akan diblokir. Hari ini mereka membuktikan bahwa peringatan itu bukan 'isapan jempol'.

Penyelenggara demonstrasi mendesak Perdana Menteri Najib Razak untuk mengundurkan diri terkait dugaan korupsi.

Najib dituduh menggelapkan US$700 juta atau Rp 9,8 triliun dari sovereign wealth fund. Namun ia menyangkal dugaan tersebut. Dia mengatakan dana yang diterima di akun pribadinya adalah sumbangan politik dari pihak asing. (Baca: Nama PM Malaysia Najib Razak 'Dibersihkan' dari Korupsi 1MDB)

Malaysian Communications and Multimedia Commission menyatakan pada Kamis 27 Agustus, bahwa unjuk rasa dapat mengancam keteraturan dan keharmonisan masyarakat.

Demonstrasi Bersih 4.0 dijadwalkan akan dilakukan di tiga kota Malaysia pada akhir minggu, termasuk Kuala Lumpur. Ribuan orang diperkirakan akan berunjuk rasa di ibukota negara itu saja.

Sementara itu, pemerintah Malaysia mengatakan demonstrasi adalah suatu pelanggaran hukum, sehingga kekuatan keamanan boleh dikerahkan untuk menghadapinya.

Unjuk rasa anti-pemerintah yang dilakukan Bersih sebelumnya dihadiri banyak orang, bahkan sempat terjadi bentrokan dengan polisi. (Tnt/Yus)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya