Polisi Bangkok: Dia Bukan Bomber, tapi Terlibat Pengeboman

"Belum jelas, apakah pria yang kami tangkap orang yang sama dengan yang di CCTV."

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 29 Agu 2015, 20:30 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2015, 20:30 WIB
Polisi Bangkok: Dia Bukan Bomber tapi Terlibat Pengeboman
Perbandingan foto sketsa dan pria yang baru saja ditangkap (Polisi Bangkok/Sidney Morning Herald)

Liputan6.com, Bangkok - Kepolisian Bangkok, Thailand meluruskan fakta yang sebelumnya simpang siur mengenai sosok pria yang menjadi target operasi mereka pada hari ini. Pria tersebut kemungkinan terlibat dengan peledakan di Kuil Erawan di Distrik Ratchaprasong, Bangkok, Thailand, 17 Agustus lalu.

Polisi membenarkan pula bahwa pria tersebut fotonya terpampang di paspor Turki yang diduga paspor palsu dan beredar di sejumlah media sosial. Hanya saja paspor tersebut telah kedaluwarsa.

Seperti dikutip dari Sidney Morning Herald, Sabtu (29/8/2015), Kepolisian Bangkok juga memperlihatkan foto pria tersebut dalam keadaan terborgol.

Polisi bersama pria yang ditangkap terkait bom Bangkok (Kepolisian Thailand/Sidney Morning Herald)

"Kami telah menangkap satu orang," kata Wakil Kepala Polisi Chaktip Chaijinda dalam keterangan pers seperti dikutip oleh ABC.

"Kami menemukan banyak bahan-bahan peledak di dalam apartemennya. Saya yakin, pria ini terlibat dengan ledakan bom di Kuil Erawan," lanjut Chaijinda.

Polisi sebelumnya mengatakan telah menemukan bomber pria berbaju kuning yang tertangkap di CCTV dekat lokasi ledakan. Namun, Jenderal Chacktip mengoreksi keterangan sebelumnya yang mengatakan kepolisian telah menangkap pria yang tepat.

"Belum jelas, apakah pria yang kami tangkap orang yang sama dengan yang di CCTV," ucap Chaktip.

"Kami menemukan lusinan paspor di kamarnya. Kami akan mengecek warga negara mana paspor-paspor tersebut," tambah wakil komandan kepolisian itu.

Menurut TV lokal Thailand, polisi menemukan sejenis rompi dengan bahan peledak. Pria ini ditangkap Distrik Nong Chock, Bangkok pada Sabtu 29 Agustus 2015 siang waktu setempat.

Polisi dan militer saling tumpang tindih mengenai informasi alasan serta pelaku bom. Polisi menuding etnis Uighur berada di balik serangan ini. Namun, teori ini dibantah oleh Junta.

"Kalau memang benar kelompok pendukung Uighur yang melakukan, mereka pasti sudah berkoar-koar," kata Jenderal Prayut seperti dikutip dari Bangkok Post.

"Ini sudah tiga hari semenjak ledakan, mereka tidak muncul. Saya pikir ledakan ini bukan ulah mereka," imbuh dia, Kamis 20 Agustus 2015.

Tudingan juga dilayakan terhadap kelompok 'Kaos Merah', pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Namun, mereka menyanggahnya. Thaksin dan saudara perempuannya yang juga mantan PM Thailand, Yunluck Shinawarta, mengatakan tuduhan itu sangat konyol.

Baru-baru ini telah terjadi 'perseteruan' antara polisi dan Pemerintah Kota Bangkok atau yang dikenal dengan Administrasi Metropolitan Bangkok karena banyaknya kamera CCTV yang rusak, sehingga investigasi tersendat. (Rie/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya