Insiden Salah Tembak Militer Mesir, 12 Turis Tewas

Kementerian terkait dilaporkan telah membentuk sebuah tim untuk menyelidiki insiden salah tembak turis Meksiko.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 14 Sep 2015, 15:03 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2015, 15:03 WIB
Insiden Salah Tembak Militer Mesir, 12 Turis Meksiko Tewas
Kementerian terkait dilaporkan telah membentuk sebuah tim untuk menyelidiki insiden salah tembak turis Meksiko.

Liputan6.com, Wahat - Pasukan keamanan Mesir dilaporkan salah menembak. Mereka seharusnya menyasar militan dalam sebuah operasi anti teror, namun keliru menembak mati 12 orang wisatawan termasuk sejumlah turis Meksiko.

"Para wisatawan sedang melakukan perjalanan dalam 4 bis yang memasuki 'area terlarang' di kawasan Wahat, sekitar Western Desert atau Gurun Barat," ungkap kementerian Dalam negeri Mesir melalui keterangan tertulis berbahasa Arab seperti dikutip dari BBC, Senin (13/9/2015).

Selain itu, insiden yang terjadi Minggu 13 September, juga mengakibatkan 10 lainnya terluka. Mereka -- turis Meksiko dan warga Mesir -- kini dirawat di rumah sakit setempat.

Kementerian terkait dilaporkan telah membentuk sebuah tim untuk menyelidiki kejadian itu.

Kementerian luar negeri Meksiko menegaskan, 2 dari korban tewas benar warganya. Kini pihaknya tengah melakukan identifikasi korban lainnya.

Dalam penyataan tertulis, pihak Meksiko juga menyatakan sudah mengirim perwakilannya yakni Duta Besar Meksiko di Mesir, Jorge Alvarez Fuentes. Ia diutus untuk mengunjungi rumah sakit tempat perawatan korban luka, dan berbicara dengan 5 orang Meksiko yang berada dalam kondisi stabil.

Operasi itu terjadi sehari setelah sekelompok militan yang menyatakan diri berafiliasi ke kelompok ISIS, mengaku telah berada di gurun dekat perbatasan Libia di di Farafra.

Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto mengutuk insiden itu. "Saya menuntut pemerintah Mesir segera melakukan penyelidikan menyeluruh," katanya.

Kawasan Wahat cukup populer sebagai tujuan wisata, namun juga diyakini merupakan tempat persembunyian kaum militan. Daerah ini merupakan pintu gerbang ke perbatasan panjang dengan Libya.

Para militan di Semenanjung Sinai meningkatkan serangannya atas aparat keamanan sejak militer menggulingkan presiden Mohammad Morsi, Juli 2013 lalu. Pemerintah mengatakan ratusan polisi dan tentara tewas dalam pertempuran itu.

Pada bulan Juli, Mesir bersumpah untuk membersihkan Semenanjung Sinai dari militan setelah bentrokan besar dengan ISIS yang menewaskan lebih dari 100 orang. Operasi dilakukan hingga daerah tersebut bersih dari militan. (Tnt/Rie)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya