Seporsi Udang Goreng Rp 3,4 Juta Bikin Warga China Naik Pitam

Akibat memesan udang, Zhu harus membayar lebih dari Rp 3 juta. Korban merasa 'diperas' oleh pedagang.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 07 Okt 2015, 11:25 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2015, 11:25 WIB
Udang
(foto: mytelling.blogspot.com)

Liputan6.com, Beijing Nasib sial menimpa seorang warga China. Kelezatan udang yang disantapnya harus dibayar dengan harga supermahal yang menurutnya tak masuk akal.

Diberitakan BBC Indonesia, Rabu (7/10/2015), kejadian nyata ini terjadi di sebuah restoran di Kota Qingdao, China. Pengunjung restoran yang bernama Zhu merasa diperas oleh pemilik rumah makan.

Luapan amarah Zhu muncul bukan tanpa alasan. Dia mengatakan restoran tempatnya memakan udang telah melakukan penipuan dan pemerasan.

Zhu menuturkan di buku menu harga satu porsi udang tertulis 38 yuan atau Rp 85.000. Setelah ia memesan, dirinya disodori satu piring berisi 40 udang yang digoreng menggunakan bawang putih.

Namun, betapa terkejutnya dia ketika melihat tagihan yang harus dibayar berjumlah 1.520 yuan atau kira-kira Rp 3,4 juta. Zhu pun menolak membayar dan menuding restoran telah melakukan penipuan.

Tidak mau disalahkan, pelayan restoran memberi penjelasan bahwa harga 38 yuan itu berlaku untuk satu ekor udang saja. Bukan satu piring seperti yang dipesan Zhu.

Tak mau terima dengan penjelasan yang dipikirnya tak masuk akal, Zhu bersikeras tak mau membayar. Sikap Zhu sontak membuat pemilik restoran naik pitam dan segera mengambil pentungan untuk memukul pelanggannya itu.

Demi menemukan solusi dari kejadian tersebut kedua pihak membawa kasus ini ke kepolisian setempat. Usai berembuk Zhu akhirnya mau membayar sebesar 2.000 Yuan.

Pemilik restoran mengatakan dia sama sekali tidak melakukan penipuan atau pemerasan. Harga udang yang begitu mahal disebabkan santapan laut tersebut baru ditangkap dan dalam kondisi segar.

Meski mendapatkan uang dari Zhu, sang pemilik harus mendapat konsekuensi lain. Restoran tersebut mendapat kritikan pedas oleh para pengguna media sosial di China. (Ger/Rie)*

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya