Liputan6.com, Damaskus - Empat kapal perang Rusia yang bersauh di Laut Kaspia meluncurkan 26 misil menyerang ISIS di Suriah. Menurut Menteri Pertahanan Luar Negeri Rusia Sergei Shoigu, serangan tersebut berhasil mengenai target, seperti dilansir dari Reuters, Rabu 7 Oktober 2015.
Rusia telah memulai serangan udaranya dengan sasaran grup militan yang menguasai 40 persen Suriah itu. Namun, Negara Beruang Merah itu juga mengebom sarana-sarana yang dimiliki oposisi yang berseberangan dengan Presiden Bashar al-Asshad. Orang nomor satu Suriah ini adalah sekutu Rusia paling dekat.
Sebuah video dirilis oleh Departemen Pertahanan Rusia saat mereka meluncurkan misil-misil tersebut. Berikut videonya.
Advertisement
Sementara itu negara-negara Arab dan Turki yang juga menginginkan pengeboman terhadap ISIS, tapi di sisi lain menginginkan Assad turun, menuduh Moskow menggunakan tameng ISIS sebagai dalih penyerangan terhadap musuh Assad.
Moskow sendiri sudah menunjukkan sikap bahwa pemerintahan Assad harus tetap dilibatkan dari bagian usaha internasional memerangi terorisme.
Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa terlalu dini untuk mengomentari hasil operasi di Suriah dan memerintahakan Shoigu untuk melanjutkan operasi bersama AS, Turki, Arab Saudi, Iran dan Irak di Suriah.
Rabu 7 Oktober lalu, militer Suriah melancarkan serangan darat sesudah Rusia memborbardir dari udara.
Putin juga mengklaim bahwa Presiden Prancis France Hollande telah menyuarakan idenya untuk menyatukan tentara Assad melawan ISIS dengan nama pasukan Free Syrian Army atau Tentara Pembebasan Suriah.
Namun, sumber terdekat presiden Prancis menepis bahwa atasannya mengutarakan hal itu.
"Presiden hanya mengatakan bahwa oposisi Suriah juga harus diajak berdiskusi bersama mengenai masalah melawan ISIS," kata sumber Hollande itu. "Namun, sisanya bukan ide Prancis," tuturnya lagi.
Shoigu mengomentari serangan negerinya berhasil mengenai sasaran. Ia berharap mendapatkan masukan dari kekuatan militer asing lainnya.
"Hari ini kami mengharapkan balasan segera dari kolega kami dan berharap mereka memberi target mana yang ingin mereka serang," kata Shoigu.
Shoigu juga mengatakan Rusia siap menandatangani perjanjian dengan AS, tentang rencana aksi titik-titik koordinat penyerangan di Suriah. (Rie/Tnt)*