Bom Bunuh Diri 2 Bocah di Chad, Tewaskan 41 Orang

Bom bunuh diri lainnya dilakukan oleh 2 orang perempuan dan 1 pria. Disinyalir insiden ini didalangi oleh Boko Haram.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 11 Okt 2015, 11:30 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2015, 11:30 WIB
Serbu 1 Desa Nigeria, Boko Haram Culik 185 Warga
Militan Nigeria Boko Haram menyerbu sebuah desa terpencil di timur laut negeri itu.

Liputan6.com, N'Djamena - Tak hanya di Ankara, Turki, bom bunuh diri juga terjadi di belahan dunia lain. Sebanyak 41 orang dilaporkan tewas di Chad, setelah terjadi ledakan bom bunuh diri. Teror ini diduga dilakukan oleh 5 pelaku di sebuah kamp pengungsi dari Nigeria dekat Ibukota N'Djamena, Chad. 

Pihak keamanan setempat menuding Boko Haram yang berada di balik serangan ledakan ini. Ledakan terjadi pada Sabtu 10 Oktober 2015 dilakukan oleh 5 pelaku, di antaranya 2 pelaku perempuan, 2 anak-anak dan 1 pria.

Selain menewaskan 41 orang --termasuk 5 pelaku--, 50 pengungsi dilaporkan terluka.

"Ada 5 ledakan, 3 di pasar Baga Sola dan 2 ledakan terjadi di tenda pengungsi Dar-es-Salam," kata juru bicara polisi Chad, Paul Manka seperti dilansir The Guardian, Minggu (11/10/2015).

Meski belum ada yang bertanggung jawab atas insiden paling mematikan di Chad itu, otoritas mencurigai Boko Haram sebagai dalangnya. Kelompok militan ini kerap kali menggunakan wanita dan anak-anak sebagai bomber bunuh diri di berbagai serangannya di Nigeria, Chad, Cameroon dan Nigeria. Ini yang membuat ketakutan negara-negara tersebut bomber bunuh diri dilakukan oleh para korban penculikan kelompok ini.

Sudah berbulan-bulan Baga Sola menjadi rumah bagi pengungsi dari Nigeria setelah serangan berkelanjutan Boko Haram di negaranya. Menurut PBB, kap Dar-es-Salam awalnya hanya diisi 3.000 pengungsi, namun kini mencapai 15.000.

Kampung pengungsi itu berada dekat Danau Chad berbatasan dengan Nigeria. Boko Haram pada Juni dan Juli sebelumnya telah membombardir Ibukota Chad. Puluhan orang dilaporkan tewas.

Benin, Kamerun, Chad, Niger dan Nigeria juga setuju untuk bekerja sama dalam militer melawan Boko Haram. Namun belum terlaksana karena keterbatasan dana.

Menurut laporan Amnesty Internasional 20 ribu orang sipil dilaporkan tewas semenjak 2009 ketika grup ini berdiri untuk mendirikan negara Islam di Afrika. (Rie/Bob)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya