Liputan6.com, Homs - Pasukan pemerintah Suriah yang didukung serangan udara Rusia melancarkan serangan di Provinsi Homs. Para aktivis mengatakan serangan terhadap daerah kantong pemberontak di arah utara kota Homs itu dimulai hari Kamis pagi 15 Oktober 2015 waktu setempat, diikuti pemboman.
Dilaporkan korban berjatuhan di Kota Teir Maaleh, Talbiseh dan Ghantu.
Militer Suriah dan sekutunya melancarkan sejumlah serangan darat pada daerah yang dikuasai pemberontak, sejak Rusia melakukan serangan udara 2 pekan lalu. Negeri Beruang Merah menyatakan pihaknya menargetkan teroris, terutama milisi kelompok ISIS.
Advertisement
Sejumlah serangan dilaporkan mengenai warga sipil dan pemberontak yang didukung pihak Barat.
Seorang aktivis kelompok oposisi mengatakan kepada BBC, terjadi sejumlah serangan udara sebelum dini hari pada hari Kamis di kota dan desa arah utara Kota Homs. Dikuti dengan serangan darat militer Suriah.
"Peluru menghujani rumah warga sipil," kata salah satu aktivis yang bermarkas di Homs, Bebars al-Talawy, yang dikutip dari BBC, Jumat (16/10/2015).
Talawy mengatakan, pemerintah sedang berusaha untuk membuka jalan tol antara Homs dan Hama ke arah utara.
Kantor berita negara Suriah, Sana, mengutip sebuah sumber militer mengatakan memang benar ada operasi besar terhadap organisasi teroris di pedesaan Homs. Menurut sumber tersebut, pasukan telah menguasai Desa Khalidiya, dekat pinggiran Dar al-Kabireh, dan menghancurkan 2 markas militan di Talbiseh dan Teir Maaleh ke arah utara.
Kelompok pemantau Hak Asasi Manusia di Suriah mengatakan, pesawat tempur Rusia melakukan setidaknya 15 serangan udara di Talbiseh dan sekitarnya, menewaskan 10 orang termasuk 6 pemberontak.
Menurut Local Co-ordination Committees (LCC) --jaringan aktivis oposisi, 17 orang tewas ketika pesawat Rusia mengebom tempat penampungan warga sipil di Ghantu. Kemudian dilaporkan terjadi kematian di Teir Maaleh dan di Dar al-Kabireh.
Teheran, sebagai 'kawan dekat Suriah' juga akan mempertimbangkan mengirim pasukan darat ke Suriah jika pemerintah di Damaskus meminta. Demikian pernyataan salah seorang pejabat senior Iran.
"Jika Suriah meminta, kami akan mempelajari permintaannya dan membuat keputusan," kata Alaeddin Boroujerdi, ketua komite keamanan nasional dan kebijakan luar negeri parlemen Iran, selama kunjungan ke Damaskus.
"Yang penting Iran serius memerangi terorisme," tambahnya. "Kami telah menyediakan bantuan dan senjata dan mengirim penasihat ke Suriah dan Irak."
Beredar kabar ratusan tentara Iran telah tiba di Suriah untuk bergabung dalam serangan terhadap posisi pemberontak di utara dan tengah Suriah, bersama pasukan pemerintah dan kelompok gerakan Syiah Islam Lebanon, Hizbullah.
Seorang pejabat daerah mengatakan, dalam dua minggu terakhir sekitar 1.500 personel militer Iran telah terbang ke bandara Damaskus dan kemudian diangkut ke sebuah pangkalan militer di provinsi pesisir Latakia. Kelompok Hizbullah juga mengirimkan bala bantuan.
Iran, sekutu setia Presiden Bashar al-Assad, telah lama diakui mengirimkan penasihat militer ke Suriah, tapi membantah kehadiran pasukannya di sana. (Tnt/Rie)