Liputan6.com, Istanbul - Presiden Recep Tayyip Erdogan meminta dunia menghormati kemenangan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dalam pemilihan dini yang digambarkan sebagai ungkapan warga Turki yang memberikan suara demi stabilitas.
"Seluruh dunia harus menunjukkan rasa hormat," seru Erdogan setelah salat di salah satu masjid dan mengunjungi makam orang tuanya di pinggiran Kota Istanbul, Turki, seperti dikutip dari VOA News, Selasa (3/11/2015).
"Sejauh ini saya belum melihat kedewasaan demikian di dunia," sambung Erdogan.
Besar kemungkinan pernyataan Erdogan itu mengacu pada liputan media Barat yang kerap kritis terhadap kebijakan pemerintahnya yang dianggap menindas para kritikus.
Pemilu Parlemen yang dihelat pada Minggu 1 November lalu itu berlangsung bebas dan damai. Namun para pemantau internasional mengecam pembatasan liputan media dalam persiapan pemungutan suara.
Termasuk, tindakan keras pemerintah terhadap perusahaan media oposisi dan investigasi kriminal terhadap wartawan yang diduga mendukung terorisme atau memfitnah Erdogan.
Pada Senin kemarin 2 November 2015, Andreas Gross, yang memimpin delegasi parlemen dari Dewan Eropa mengeluarkan pernyataan kepada para wartawan.
"Sayangnya, kami sampai pada kesimpulan bahwa kampanye untuk pemilu ini tidak adil dan dicemari oleh terlalu banyak kekerasan dan juga terlalu banyak ketakutan," ucap Gross.
Sementara BBC mewartakan, pengamat pemilu dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa atau OSCE melontarkan kritik terhadap pemerintah Turki. Sebab, Turki memperketat media menjelang pemungutan suara dalam pemilu Minggu 1 November lalu tersebut.
Ketua Misi OSCE Ignacio Sanchez Amor mengakui, warga Turki bisa memilih partai-partai politik alternatif. Namun dia menambahkan pengekangan kebebasan mengungkapkan pendapat telah membatasi akses para pemilih atas pendapat-pendapat yang berbeda.
Adapun keprihatinan atas kebebasan media meningkat menjelang Pemilu Turki. Terutama setelah pekan lalu polisi menggerebek kantor dua stasiun TV di Ankara dan Istanbul yang kritis atas pemimpin Turki. (Ans/Mar)
Advertisement