Analisa Awal Kotak Hitam: Pesawat Rusia Tak Diserang dari Luar

Menurut Flightradar24, pesawat itu turun dengan cepat ketika sinyal untuk kontrol lalu lintas hilang.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 03 Nov 2015, 13:06 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2015, 13:06 WIB
Analisa Awal Kotak Hitam: Pesawat Rusia Tak Diserang dari Luar
Puing pesawat Rusia yang jatuh di Semenanjung Sinai. (Reuters)

Liputan6.com, Kairo - Pemerintah Mesir telah menemukan dan memeriksa kedua kotak hitam dari pesawat Rusia Metrojet yang jatuh di Semenanjung Sinai pada hari Sabtu 1 November 2015 waktu setempat. Saat ditemukan kondisinya dalam keadaan baik, hanya mengalami kerusakan pada bagian luar.

Menteri Penerbangan Sipil Mesir, Hossam Kamel menyebut kedua kotak hitam di pesawat terbang penerbangan 9268 -- 1 untuk rekaman suara kokpit dan lainnya untuk data penerbangan -- sudah ditemukan.

Tak berapa lama kemudian, analis Mesir memeriksa benda berharga itu guna menguak penyebab jatuhnya pesawat Rusia di Semenanjung Sinai Mesir pada Sabtu 31 Oktober. Dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa mendapatkan hasil keseluruhan di balik musibah tersebut.

Menurut seorang sumber di komite analisis rekaman penerbangan, dari hasil penelitian awal, disebutkan pesawat Rusia itu tak mendapatkan serangan dari luar. Selain itu, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (3/11/2015), pilot juga tidak melakukan panggilan darurat sebelum menghilang dari radar.

Namun sumber tersebut menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.

Pemerintah Mesir mengatakan kotak hitam sedang diperiksa oleh para ahli Mesir dan Rusia bersama dengan spesialis Jerman dan Perancis dari Airbus dan Irlandia di mana pesawat itu terdaftar. Sumber-sumber keamanan mengatakan badan intelijen telah memperoleh salinan daftar penumpang, namun belum dipublikasikan ke publik.

Kendati demikian disebutkan dari 244 penumpang, 214 penumpang warga negara Rusia, 3 Ukraina dan 1 dari Belarusia. Mereka semua dari Laut Merah yang populer dengan turis Rusia karena mencari matahari akibat musim dingin di negaranya.

Para pejabat Rusia mengatakan pesawat, membawa wisatawan dari resor Laut Merah Sharm el-Sheikh ke St Petersburg, kemungkinan terbelah di udara tetapi mengatakan terlalu dini untuk menyebut penyebab pasti kecelakaan pesawat terbang itu.

"Kami tidak memiliki bukti langsung keterlibatan teroris, belum diketahui pasti," ucap Direktur Intelijen Nasional AS, James Clapper di Washington.

"Ini tidak mungkin, tapi aku tidak mengesampingkan hal itu," kata Clapper terkait kemampuan militan ISIS menembak jatuh sebuah pesawat dan klaim militan tersebut sebagai dalang dari insiden tersebut.

Menurut Flightradar24, layanan pelacakan penerbangan berbasis Swedia, pesawat itu turun dengan cepat ketika sinyal untuk kontrol lalu lintas udara hilang.

"Pesawat menghilang dari layar radar 23 menit setelah lepas landas pada ketinggian 31.000 kaki (9.400 meter)," kata Civil Aviation Ministry atau Kementerian Penerbangan Sipil Mesir.

Pesawat nahas itu jenis Airbus A-321 milik maskapai Rusia, Kolavia, dengan nomor penerbangan 7K9268.

A321 adalah jet jarak menengah yang sudah beroperasi sejak tahun 1994, dengan lebih dari 1.100 dalam operasi di seluruh dunia dan catatan keamanan yang baik.

Pesawat milik maskapai Rusia, Kolavia, dengan nomor penerbangan 7K9268 hilang beberapa saat setelah lepas landas dari Bandara Sharm el-Sheikh dalam perjalanan menuju St Petersburg.

Kantor Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail kemudian mengeluarkan pernyataan tentang kondisi kapal terbang Airbus A-321 yang mengangkut 224 orang itu, termasuk 17 anak-anak.

(Tnt/Rie)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya