Liputan6.com, Kuala Lumpur - Maskapai baru diluncurkan di negeri jiran, Malaysia. Rayani Air, namanya, salah satunya melayani rute penerbangan dari Kuala Lumpur menuju kota resort Langkawi.
Uniknya, berbeda dengan Malaysia Airlines dan AirAsia, maskapai penerbangan murah tersebut menerapkan prinsip-prinsip syariah atau hukum Islam.
Semua makanan yang dihidangkan halal. Minuman beralkohol yang biasa dihidangkan dalam penerbangan biasa, dilarang keras.
Bagi para penumpang disediakan hidangan selamat datang gratis berupa muffin, jus buah, dan kacang yang semuanya halal.
Advertisement
Namun, pihak maskapai belum menegaskan apakah para penumpangnya juga dilarang keras membawa makanan non-halal atau minuman beralkohol ke dalam pesawat
Baca Juga
Tak hanya itu, para awak kabinnya mengenakan pakaian yang mengikuti prinsip-prinsip syariah. Dilarang mengenakan pakaian yang ketat, apalagi seksi.
Hijab diwajibkan untuk pramugari muslim. Sementara, bagi awak non muslim mengenakan pakaian pantas dan sopan.
Sebelum pesawat lepas landas atau take-off, akan diperdengarkan lantunan doa yang keluar dari pengeras suara dalam kabin.
Direktur pelaksana Rayani Air, Jaafar Zamhari kepada harian Star mengatakan, "Kami adalah maskapai Malaysia pertama yang berbasis syariah, sesuai arahan otoritas yang berwenang. Kami bangga karenanya."
"Aspek syariah akan disempurnakan seiring waktu," kata dia, seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail, Selasa (22/12/2015).
Rayani Air sejauh ini baru melayani penerbangan dari Kuala Lumpur ke Kota Bahru, dan Langkawi. Juga ke Kuching dan Kota Kinabalu, menggunakan dua pesawat Boeing 737-400.
Ada sejumlah maskapai penerbangan dunia yang juga menerapkan prinsip dalam syariah. Misalnya dari Arab Saudi dan Iran.
Para penumpang perempuan yang menaiki maskapai nasional IranAir, wajib mengenakan penutup kepala atau hijab selama penerbangan. Sementara, maskapai pelat merah Arab Saudi tak menyediakan minuman beralkohol dan melarang siapa pun membawanya ke dalam kabin.
Sementara, maskapai Firnas Airways yang berbasis di Inggris berencana menawarkan penerbangan serupa tahun depan. Demikian menurut Bloomberg. (*)