Liputan6.com, Washington DC - Kekerasan senjata api di Amerika Serikat tak kenal hari libur. Sebanyak 27 Orang tewas dan 63 terluka pada Natal 2015 ini. Hal itu dilaporkan oleh laman pemerhati kekerasan senjata Gun Violence Archive. Jumlah itu belum termasuk mereka yang menggunakan pistol untuk bunuh diri.
Angka total kematian akibat kekerasan senjata pada Natal di AS sama dengan jumlah mereka yang tewas tertembak di Australia dan Inggris, selama 1 tahun, seperti dilansir dari The Independent, Selasa (29/12/2015).
Baca Juga
Kematian 27 orang akibat senjata api di AS kalau dikombinasikan sama dengan jumlah orang yang tewas akibat senjata selama setahun di Austria, New Zealand, Norweigia, Slovenia, Estonia, Bermuda, Hong Kong, dan Islandia.
Advertisement
Menurut laporan media setempat, kematian itu termasuk pasangan orang tua yang memiliki balita yang tertembak akibat perampokan di Colombus, Ohio. Juga seorang kakek di Texas yang meregang nyawa setelah timah panas mengenai dadanya dan dilakukan oleh sang istri dengan alasan 'sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga'.
Lalu, pasangan muda yang tewas ketika mengendarai mobilnya saat dini hari. Yang mengenaskan, kematian juga merenggut seorang pria pemilik barbershop yang terkenal sebagai orang yang gemar melakukan advokasi bagi korban kekerasan dalam komunitasnya.
Setidaknya ada dua kasus penembakan massal terjadi pada Natal tahun ini. Terminologi penembakan massal yang digunakan adalah jumlah korban 4 orang atau lebih.
Penembakan massal pada Natal terjadi di Jacksonville, Florida. Bocah 2 tahun dan 3 remaja terluka. Pada malam harinya, 4 remaja tewas oleh dua penembak di luar gedung bioskop di Mobile Alabama.
Masih menurut Gun Violence Archive, di Amerika Serikat tiap harinya ada kasus 36 orang tewas akibat penembakan dan 73 terluka.
Kasus penembakan massal di Negeri Paman Sam tahun ini merupakan kasus dengan korban terbanyak dan intensitas yang nyaris tiap hari terjadi. Penembakan di hari Natal menunjukkan bahwa tragedi itu tak kenal tanggal merah. (*)