Liputan6.com, Teheran - Pemerintah Arab Saudi mengeksekusi 47 orang yang terlibat dalam kasus terorisme. Eksekusi ini dinilai sebagai pesan yang tegas untuk jihadis muslim Sunni dan Syiah yang kerap menggelar protes anti-pemerintah, bahwa kerajaan Islam itu tidak akan membiarkan perbedaan pendapat yang disertai kekerasan.
Salah satu yang dieksekusi ulama Syiah terkemuka, Nimr al-Nimr. Padahal, pemerintah Iran telah mengecam dan memperingatkan bahwa jika Saudi benar-benar menjalankan eksekusi, Iran tak akan tinggal diam.
Baca Juga
Namun, Saudi tak menggubris peringatan negara tetangganya dan eksekusi tetap berjalan. Menurut Al Arabiya, sejumlah laporan mengatakan, setelah eksekusi dilakukan Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran dan konsulat di Mashhad, Iran diserang pengunjuk rasa, Minggu (3/1/2016) dini hari.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa foto kerusakan kantor itu tersebar di media sosial, antara lain, di depan gedung terlihat api berkobar sementara foto lain memperlihatkan sebuah ruangan dengan perabotan yang hancur.
"Api sudah menghancurkan beberapa bagian bangunan kedutaan. Polisi ada di mana-mana dan telah mengusir para demonstran, sebagian malah ditahan," kata seorang saksi mata kepada Reuters.
Di konsulat Arab Saudi di Mashhad, --kota terbesar kedua di Iran--, dibakar oleh massa.
Kementerian Luar Negeri Iran telah mengeluarkan pernyataan untuk meminta para pengunjuk rasa menghormati wilayah diplomatik negara lain.
Nimr al-Nimr adalah pendukung protes anti-pemerintah di Provinsi timur Arab Saudi pada 2011. Dia mengkritik pemerintah dan menuntut diselenggarakannya pemilihan umum.
Penangkapan al-Nimr dua tahun lalu, di mana ia ditembak, memicu telah kerusuhan berhari-hari karena pendukungnya yakin Nimr al-Nimr tidak pernah menganjurkan kekerasan.
Eksekusi Terbesar di Awal Tahun
Eksekusi terhadap 47 orang ini adalah yang terbesar untuk pelaksanaan secara massal di Arab Saudi sejak tahun 1980, ketika 63 pemberontak jihad yang merebut Masjidil Haram pada 1979 dihukum mati.
Ini juga merupakan eksekusi yang pertama pada 2016, sementara setidaknya 157 orang dihukum mati tahun lalu di Arab Saudi, peningkatan yang besar jika dibandingkan dengan 90 orang yang dieksekusi pada 2014.
Arab Saudi pada 2015 mengalami serangkaian pemboman dan penembakan oleh teroris yang bersimpati kepada kelompok ISIS. Serangan itu menewaskan puluhan orang dan meningkatkan tekanan pada Riyadh untuk menunjukkan ketegasan.
"Ada tekanan besar pada pemerintah untuk menghukum orang-orang. Ini termasuk semua pemimpin Al-Qaeda, semua yang bertanggung jawab untuk menumpahkan darah. Ini juga mengirimkan pesan," kata Mustafa Alani, seorang analis keamanan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.
Setidaknya ada tiga Syiah lain dieksekusi bersama Nimr, termasuk Ali al-Rubh, kerabat Nimr yang ditangkap saat masih remaja, Mohammed al-Shayoukh dan Mohammed Suwaymil.