Ibu Hamil 'Dipalak' dan Ditinggal di Pinggir Jalan oleh Supir

Seorang supir berbuat semena-mena pada Ibu yang akan melahirkan. Bukan hanya ia ditinggal di pinggir jalan, supir juga mengancamnya.

oleh Indy Keningar diperbarui 14 Jan 2016, 17:21 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2016, 17:21 WIB
Ibu Hamil 'Dipalak' dan Ditinggal di Pinggir Jalan oleh Supir
Seorang supir berbuat semena-mena pada Ibu yang akan melahirkan. Bukan hanya ia ditinggal di pinggir jalan, supir juga mengancamnya.

Liputan6.com, New York - Layanan kendaraan Uber sempat dicerca. Perbuatan supir dianggap kelewat keji, menolak mengantarkan seorang ibu hamil yang hendak melahirkan.

Namun, sikap semena-mena supir tak berhenti di situ. Setelah mengancam si ibu, ia suaminya membayar, karena sudah dianggap 'merepotkan'.

Insiden ini terjadi bulan November lalu di New York. Seorang wanita yang akan melahirkan, ditemani suaminya seorang pengacara, David Lee (37), dan seorang labor coach (asisten untuk ibu melahirkan), memanggil taksi untuk pergi ke rumah sakit. Dari tempat mereka menunggu, rumah sakit berjarak 5 kilometer.

Dilaporkan News.com.au, permasalahan muncul ketika supir tiba di lokasi. Si ibu hamil muntah di trotoar akibat kontraksi. Membuat supir misah-misuh, dan mengancam ketiga orang itu. Ia mengatakan mereka harus membayar $1,000 (Rp. 13,87 juta) jika si ibu muntah di mobil.

Layanan Uber. (foto: News.com.au)

Ketika itu, si ibu berjanji tidak akan muntah lagi. Sementara ketiganya juga akan membayar biaya pembersihan jika memang itu terjadi. Namun, supir tetap menolak.

Supir pun kabur meninggalkan ketiganya, setelah meminta uang $13 (Rp. 180 ribu) karena dianggap 'membuang waktu'.

"Saya tidak salahkan Uber untuk perlakuan buruk satu supir, orang tak becus ada di setiap organisasi. Namun, jika perusahaan punya budaya semena-mena, pekerjanya akan berpikir mereka kebal hukum dan berbuat seenaknya," Lee menuturkan.

Sedangkan, supir Uber lainnya yang tiba tak lama kemudian, setuju membawa ketiganya ke rumah sakit. Uber pun mengembalikkan $13 setelah mendengar keluhan itu.

Namun, Lee tetap saja merasa frustrasi, pasalnya perusahaan itu tak mengakui ada pekerjanya yang melakukan tindakan tidak etis.

Namun, pernyataan dari Uber di Fortune menuliskan: "Menolak melayani penumpang yang akan melahirkan itu salah. Perbuatan itu melanggar kode umum pelayanan yang sudah ditetapkan. Kami minta maaf sedalam-dalamnya kepada penumpang, dan sudah melakukan tindakan atas keluhan ini. Kami senang, supir lainnya bersikap sopan dan profesional."

Insiden tersebut telah memunculknn perdebatan, terkait cara Uber melatih pengendaranya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya