Liputan6.com, Molenbeek - Pihak berwenang Maroko menangkap seorang warga Belgia yang diduga kuat memiliki hubungan dengan pelaku teror Paris. Otoritas Prancis dan Maroko mengidentifikasi pria itu sebagai Gelel Attar, warga Belgia keturunan Maroko berusia 26 tahun.
"Attar berasal dari Molenbeek, Belgia, dan diduga mengenal baik penyerang di teror Paris," kata salah satu juru bicara untuk Biro Pusat Maroko Investigasi Yudisial seperti dikutip dari CNN, Selasa (19/1/2016).
Molenbeek adalah wilayah miskin di pinggiran Brussels yang disebut-sebut memiliki keterkaitan dengan rencana teror Paris. Area itu dihuni populasi mayoritas muslim, generasi kedua dan ketiga imigran dari Afrika Utara, sekaligus dicap dengan reputasi buruk sebagai sarang militan.
Advertisement
Setelah diamankan, kini Attar dijebloskan ke dalam bui sambil menunggu proses kasusnya.
"Attar kini ditahan di Sale, dekat dengan ibu kota Maroko, Rabat. Keluarganya yang diberi tahu penangkapannya tak ikut diselidiki," kata juru bicara itu.
Baca Juga
Seorang pejabat penegak hukum Prancis mengatakan kepada CNN bahwa Attar pernah ke Suriah pada 2013 dengan Chakib Akrouh -- seorang pengebom bunuh diri yang meledakkan dirinya dalam serangan polisi di sebuah apartemen Saint-Denis, beberapa hari setelah teror Paris.
Afiliasi CNN Belgia, RTL mengutip otoritas Maroko mengatakan Attar juga diduga bertemu dengan dalang teror Paris di Suriah, Abdelhamid Abaaoud.
Serangan di Saint-Denis terjadi 4 hari setelah rekan Abaaoud menewaskan 130 orang dan melukai ratusan lainnya di beberapa lokasi di Paris dan Saint-Denis -- dengan senjata dan bahan peledak yang diklaim oleh kelompok teror Islam ISIS.
Sebelum penangkapannya saat ini, Attar ternyata sudah pernah diadili.
"Attar dihukum in absentia oleh pengadilan Belgia tahun lalu akibat merekrut militan. Ia dijatuhi hukuman 5 tahun penjara," lapor RTL.
Kini polisi masih mencari Salah Abdeslam, warga Belgia kelahiran nasional Prancis berusia 26 tahun yang diduga berperan besar dalam serangan Paris dan melarikan diri ke Belgia. Seorang pejabat senior terkait kontraterorisme Eropa mengatakan kepada CNN bulan lalu bahwa jejak Abdeslam mulai menghilang.