Liputan6.com, Jakarta - Seorang bayi yang telah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter didapati 'hidup kembali' ketika pihak keluarga hendak melakukan upacara kremasi.
Menurut laporan, setelah dinyatakan tak bernyawa, dokter menaruhnya ke dalam ruangan pendingin semalaman.
Baca Juga
Namun penjaga kamar mayat menemukan bayi tersebut keesokan harinya menangis ketika pihak keluarga hendak menyiapkannya untuk dikremasi.
Advertisement
Berita tentang hidupnya kembali seorang anak bayi yang sudah dinyatakan meninggal dunia ramai dibaca oleh pembaca Liputan6.com, kanal Global edisi, Kamis (11/2/2016).
Selain berita itu, dua berita lainnya yang tak kalah ramai menyedot perhatian pembaca adalah ramalan Bumi 10.000 tahun mendatang dan tanggapan NASA tentang meteorit yang membunuh seorang pria di India.
Top 3 Global selengkapnya:
1. Hendak Dikremasi, Bayi Baru Lahir Hidup Kembali
Sang bayi lahir ke dunia dua bulan prematur pada awal Januari lalu.
Ayahnya, yang diketahui hanya bernama Lu, telah memberikan persetujuan terhadap keputusan dokter untuk menaruh putranya dalam inkubator di rumah sakit selama 23 hari.
Dengan penuh harapan anaknya akan pulih dan bisa di bawa pulang oleh pihak keluarga.
Â
Â
2. Ini Ramalan Bumi 10.000 Tahun Mendatang
Sebuah studi terbaru tentang Bumi melaporkan bahwa dalam 10.000 tahun mendatang, planet ini akan jauh terlihat lebih biru.
Tempat kita tinggal ini, akan berubah secara drastis karena banyaknya kota-kota pinggir laut terendam air akibat perubahan iklim.
Itulah yang dikatakan oleh 22 peneliti termasuk beberapa ilmuan kunci yang bertanggung jawab secara langsung ke Badan PBB untuk Urusan Perubahan Iklim.
Â
Â
3. Ada Meteorit 'Pembunuh Manusia' di India? Ini Jawaban NASA
Sopir bus tewas seketika di dekat sebuah kampus teknik di Distrik Vellore, negara bagian Tamil Nadu di India Selatan. Diduga nyawanya melayang akibat meteroit yang jatuh dan mengenai tubuhnya.
Jika benar demikian, maka, ia adalah manusia pertama yang meninggal dunia akibat dampak benturan batu angkasa yang menyelonong ke Bumi.
Namun, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkapkan, apapun yang bertanggung jawab menewaskan pria tersebut, asalnya bukan dari angkasa.