23-2-1958: Penculikan Bintang Pebalap F1 di Kuba

Penculikan bermaksud untuk mencari perhatian internasional dan membuat malu Presiden Kuba Fulgencio Batista.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 23 Feb 2016, 06:07 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2016, 06:07 WIB
23-2-1958: Penculikan Bintang Pebalab F1 di Kuba
23-2-1958: Penculikan Bintang Pebalab F1 di Kuba (Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini, tahun 1958, juara 5 kali Formula One Juan Manuel Fangio dari Argentina diculik. Penculikan didalangi oleh pemberontak yang dipimpin oleh Fidel Castro.

Fangio diciduk dari hotelnya di Havana sehari sebelum Cuba Grand Prix, sebuah perhelatan besar yang dimaksudkan untuk mempromosikan negara kepulauan itu. Ia dibebaskan beberapa jam kemudian sebelum balapan dimulai. Utuh tanpa lecet sedikitpun.

Penculikan bermaksud untuk mencari perhatian internasional dan membuat malu Presiden Kuba Fulgencio Batista. Pemerintahannya itu akhirnya digulingkan Castro pada 1 Januari 1959.

Selain aksi penculikan Fangio, Cuba Grand Prix diwarnai oleh tragedi.

Pebalap Kuba, Armbando Garcia Cifuentes kehilangan kendali atas mobilnya akibat oli di landasan sehingga terpelanting ke arah penonton. 7 Orang tewas dan puluhan terluka.

Sesaat spekulasi bergulir bahwa pemberontak Castro-lah dalang sabotase di belakang oli di lapangan. Namun belakangan, investigasi menyebutkan kejadian itu akibat kebocoran dari mobil pebalap Argentina Roberto Mieres.

 

Insiden penculikan mengakhiri karier Juel Manuel Fangio sebagai pebalap.

Lahir pada 24 Juni 1911 di Balcare, Argentina, Fangio berhenti sekolah pada usia 11 tahun dan memilih untuk jadi asisten mekanik mobil. Ia juga disebut-sebut pemuda nyentrik yang mengemudikan mobilnya ngebut di jalanan berbatu di Amerika Selatan, menurut berita duka kematiannya pada 1995 di New York Times, seperti dilansir dari History.com

Fangio pertama kali memenangkan balap dunia tahun 1951. Lalu, berturut-turut ia memenangkan F1 pada 1954, 1955, 1956 dan 1957.

Fangio meninggalkan dunia balap pada 1958 dan mengatakan mobil-mobil itu terlalu cepat dan berbahaya.

"Ia bisa bertahan untuk menikmati kejayaannya kelak karena ia berlomba di masa tanpa sabuk pengaman dan baju antikebakaran. Kemenangannya itu akibat dari kemampuannya, mobil yang ia kemudikan dan keberuntungan yang tak sedikit," tulis TIMES.

Fangio meninggal dunia di Buenos Aires di usia 84 tahun pada 17 Juli 1995. Rekornya sebagai pemenang 5 kali Formula One tak terpecahkan hingga 2003. Saat itu, pebalap Jerman Michael Schumacer memenangkan ke-6 kalinya juara dunia. Diketahui, Schumacer pamit dari dunia balap setelah kemenangannya yang ketujuh.

Di hari yang sama pula, pada tahun 1887 terjadi gempa bumi besar di French Riviera yang terletak di garis pantai Mediterania. Sekitar 2 ribu orang dilaporkan tewas dalam musibah tersebut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya