Liputan6.com, Damaskus - Gencatan senjata sementara yang ditopang resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta didukung Amerika Serikat dan Rusia mulai berlangsung di Suriah. Secara keseluruhan, gencatan senjata ini berlangsung seperti yang diharapkan.
Namun, seperti dilansir The Guardian, Sabtu (27/2/2016), upaya ini dicederai oleh serangan berdarah pada Sabtu pagi waktu setempat.
Media pemerintah melaporkan ledakan bom mobil di pinggir Kota Salamiyeh di Provinsi Hama telah menewaskan 2 tentara. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan dekat gerbang kota itu.
Advertisement
Baca Juga
Di tempat lain, pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak dilaporkan terjadi di Provinsi Latakia dekat perbatasan Turki. 3 Pejuang dari kelompok pemberontak dilaporkan tewas dalam kontak tembak ini.
Gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat dan Rusia ini berlaku sejak Jumat tengah malam waktu Damaskus. Kelompok oposisi Suriah, Komite Perundingan Tinggi, mengatakan dalam pernyataan bahwa 97 kelompok telah berjanji untuk turut dalam gencatan senjata itu.
Gencatan senjata tersebut diberlakukan di wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah dan sekitar 100 faksi pemberontak. Akan tetapi, tidak berlaku di wilayah kekuatan kelompok ISIS atau Front Al-Nusra.