Liputan6.com, Jakarta - Paus Fransiskus angkat bicara terkait serangan di sebuah rumah jompo di Aden, Yaman pada Jumat 5 Maret 2016 waktu setempat. Dalam misa, ia mendoakan seluruh korban termasuk 4 biarawati yang bekerja di tempat tersebut.
"Mereka adalah martir saat ini," kata Paus Fransiskus, Minggu 6 Maret 2016 di Lapangan Santo Petrus, Vatikan seperti dikutip dari CNN, Senin (7/3/2016).
Dalam kesempatan itu, Paus juga menyebut para biarawati di rumah jompo yang didirikan Bunda Teresa itu bukan hanya korban kekerasan. "Mereka juga korban atas ketidakpedulian era globalisasi," imbuh Paus.
Advertisement
Baca Juga
"Semoga Bunda Teresa menemani para biarawati di surga, seorang martir. Semoga selalu damai dan saling menghormati di kehidupan," tutur Paus dalam doanya.
Vatikan juga mengutuk penyerang bersenjata tersebut.
"Paus Fransiskus mendoakan bahwa pembantaian tak berguna itu akan membangkitkan hati nurani, menginspirasi semua pihak untuk meletakkan senjata, dan mengambil jalan dialog," kata Sekretaris Negara Vatikan, Pietro Parolin.
Bukan Al Qaeda
Sejauh ini belum ada kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Al Qaeda pun membantahnya.
"Ini bukan cara kami menyerang," ungkap salah satu juru bicara grup tersebut.
Ansar al-Sharia, sebuah kelompok yang dinaungi Al Qaeda di Yaman juga demikian. Mereka bahkan mengeluarkan peringatan kepada wartawan untuk menghindari pelaporan yang tak benar.
"Orang-orang kami di Aden terhormat, kami Ansar al-Sharia menyangkal ada hubungan atau kaitannya dengan operasi yang ditargetkan di rumah jompo," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan pada Minggu, 6 Maret.
"Ini bukan operasi kami dan itu bukan cara kami memberikan perlawanan."
Sebuah rumah jompo yang dijalankan misionaris Katolik diserang kelompok militan di Aden, Yaman pada Sabtu 5 Maret waktu setempat.
Menurut kantor berita Vatikan, 4 misionaris anggota Charity ditambah 12 orang lain di fasilitas lansia di kota pelabuhan Aden menjadi korban.
Menurut laporan resmi Vatikan News, orang-orang bersenjata menyerbu masuk ke gedung pada Jumat, 4 Maret. Mereka masuk ke kamar, memborgol korban, kemudian menembak 16 orang di bagian kepala.
Agenzia Fides menyebut, para biarawati 2 di antaranya berasal dari Rwanda, 1 dari India, dan 4 lainnya dari Kenya.
"Aksi itu tindakan kekerasan yang tidak masuk akal dan jahat. Memicu teguran tajam dari Paus Fransiskus," jelas Pietro Parolin.