Sinkhole Sedalam 90 Meter Menganga di Teras Rumah Warga

Sejak para ahli mulai melakukan pengeboran untuk mengeksplorasi kedalaman lubang, setengah garasi dan halaman rumah menghilang.

oleh Maria Flora diperbarui 15 Mar 2016, 19:15 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2016, 19:15 WIB
Sinkhole Sedalam Setengah Kilometer Mengaga di Teras Rumah Warga
Sejak para ahli mulai melakukan pengeboran untuk mengeksplorasi kedalaman lubang, setengah garasi dan teras di rumah itu ikut menghilang.

Liputan6.com, Inggris - Sinkhole berukuran besar menganga di halaman belakang sebuah rumah di pinggiran kota Scorrier, Cornwall, Inggris di mana memiliki sejarah pertambangan. Lubang amblas tersebut diperkirakan memiliki kedalaman hingga 90 meter atau lebih.

Seperti dilansir dari News.com.au, Selasa (15/3/2016), lubang seperti gua itu ditemukan para ahli ketika sedang mencari bekas-bekas pertambangan melalui sebuah peta tua di lokasi tersebut. Beruntung, rumah itu sedang kosong ketika tanah tiba-tiba amblas.

"Lubang itu besar sekali. Kedalamannya kira-kira mencapai sekitar 91 meter dengan air di dasar lubang. Entah, seberapa dalam lagi dari situ," kata Mark Thomas yang menjelajahi lubang tersebut dengan pesawat tanpa awak (drone). 

Sejak para ahli mulai melakukan pengeboran untuk eksplorasi lubang, hampir setengah garasi dan halaman rumah amblas ke dalam Bumi.

"Tidak ada orang yang tahu bahwa itu merupakan lorong pertambangan. Liang tersebut terbuka ketika para ahli melakukan pengeboran di bawah teras rumah," kata Stuart Dann dari perusahaan tambang Eye.

 Lubang seperti gua tersebut ditemukan pertama kali oleh para ahli setelah melihat sebuah peta yang telah usang dan termakan usia.(News.com.au)

"Jika Anda kembali ke tahun 1750, daerah tersebut benar-benar berbeda. Wilayah itu terdapat puluhan rumah mesin, penyaring udara dan ratusan lorong tambang, wilayah ini dulu terlihat seperti gurun," lanjut Stuart.

Selain itu, Stuart juga memberikan penjelasan terhadap situasi di sekitar area pertambangan saat ditutup.

"Ketika pertambangan ditutup, kayu-kayu besar menutup lubang dan mereka menguburnya dengan tanah. Kurasa ketika itu merupakan cara paling aman. Dan seiring waktu keberadaan rumah mesin dan lorong pertambangan yang ditutup seakan-akan tidak pernah ada di sana," ujar Stuart.

Tapi, hal itu terlepas dari peta-peta tua yang memiliki penjelasan mendetail terkait letak area pertambangan dan keberadaan lorong pertambangan tersebut.

Peta tua itulah menjadi perbedaan pembelian rumah yang berdiri kokoh di atas permukaan tanah atau lorong tambang.

"Liang tersebut akan tetap dibuka selama penyelidikan dilakukan. Kilang pengeboran akan digunakan untuk memeriksa kekosongan tanah pada dasar lubang," tutur Stuart.

"Ahli desain dan konstruksi kini akan memutuskan masa depan bangunan tersebut. Namun, retak pada bangunan memberikan  spekulasi bahwa rumah tersebut tidak layak untuk dihuni."

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya