Skandal Korupsi Presiden Brasil Berujung Dukungan Pemakzulan

Pihak berwenang sudah melakukan investigasi terhadap pihak yang diduga terkait kasus korupsi Petrobras sejak 2 tahun lalu.

oleh Adanti Pradita diperbarui 20 Mar 2016, 14:16 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2016, 14:16 WIB
WikiLeaks: AS Sering Mematai-matai  Brazil
Presiden Brazil Dilma Rousseff. (Reuters)

Liputan6.com, Brasil - Sebagian besar warga negara Brasil berharap agar Presiden Dilma Rousseff, lepas dari jabatannya. Menurut rilisan survei yang dilakukan pihak Datafolha pada tanggal 17-18 Maret 2016, 68% mendukung impeachment atau pemakzulan terhadap Presiden Rousseff dan 65% lainnya ingin wanita ini mengambil langkah untuk mengundurkan diri saja.

Kondisi tersebut dipicu dengan maraknya isu terkait resesi ekonomi yang cukup fatal di negara Brasil dan juga diperkeruh dengan adanya tuduhan korupsi besar terhadap Presiden Rousseff figur-figur yang ada dibawah pemerintahannya.

Dilansir dari reuters, popularitas Rousseff menurun drastis sejak 69% responden memberikan pandangan negatif terhadap pemerintahnnya yang dianggap melakukan aksi korupsi berkepanjangan. Wacana penunjukan mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva menjadi kepala staf kepresidenan Rabu 16 Maret 2016 kemarin, membuat dugaan negatif semakin kuat di kalangan masyarakat Brasil.

Penunjukan Lula da Silva sebagai kepala staf kepresidenan pun langsung dicabut oleh Mahkamah Agung yang merasa aksi tersebut sengaja dilakukan untuk menganggu proses investigasi jaksa terhadap dugaan pencucian uang dan korupsi berkaitan dengan kasus perusahaan minyak milik negara, Petrobras.

Seperti yang diberitakan bbc, skandal korupsi di Petrobras sudah menjadi perhatian luas masyarakat Brasil. Masyarakat beberapa kali menggelar aksi unjuk rasa menuntut agar Presiden Rousseff mundur bersama dengan anggota-anggota di bawah pemerintahannya yang diduga terlibat dalam kasus korupsi.

Pihak berwenang sudah 2 tahun berusaha menyelidiki skandal Petrobras terkait korupsi dan pencucian uang pejabat tingkat tinggi. Dari penyelidikan tersebut, lebih dari 100 orang ditahan termasuk politikus, mantan pejabat Petrobras dan beberapa pengusaha.

Walaupun sudah banyak pihak melontarkan keinginan mereka untuk Presiden Rousseff turun dari jabatannya sekarang, tidak sedikit juga yang keberatan apabila wakil presiden Michel Temer menggantikan posisinya. Ini dibuktikan dengan survei yang menunjukan bahwa 35% pemilih merasa pemerintahan Brasil akan semakin buruk apabila wapres Michel diberikan status yang lebih istimewa tersebut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya