Berat dan Tinggi Badan Tentukan Kesuksesan dan Gaji Seseorang?

Studi terbaru yang dimuat di British Medical Journal mengungkapkan korelasi antara berat dan tinggi badan terhadap nasib seseorang.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 21 Mar 2016, 20:33 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2016, 20:33 WIB
Teguh Amirudin
Tinggi Badan

Liputan6.com, Exeter - Studi terbaru yang dimuat di British Medical Journal mengungkapkan kaitan antara berat dan tinggi badan terhadap kesuksesan dan besaran penghasilan seseorang.

Kesimpulan dari studi tersebut, perempuan yang langsing dan pria jangkung adalah peraih 'jackpot' alias orang-orang yang paling beruntung.

Studi University of Exeter, Inggris mengungkapkan, setiap kenaikan tinggi badan 3 inchi atau 7,62 centimeter, seorang pria mendapatkan kenaikan gaji rata-rata 1.500 poundsterling atau Rp 28,4 juta tiap tahun.

Hal sebaliknya terjadi pada kaum hawa. Setiap pertambahan berat badan 1 stone atau 6,35 kg, perempuan terancam kehilangan 1.500 poundsterling dari gajinya per tahun.
 


Itu berarti pria dengan tinggi badan 6 kaki lebih, berpeluang mendapatkan tambahan penghasilan 70 ribu poundsterling selama masa kerjanya, ketimbang rekannya yang memiliki tinggi 5 kaki 9 inchi.

Atau, seorang perempuan yang memiliki bobot berlebih terancam kehilangan 100 ribu poundsterling, daripada rekannya yang berbadan ramping.

"Ini adalah bukti terbaik yang tersedia sejauh ini, untuk mengindikasikan bahwa tinggi dan berat badan seseorang bisa memengaruhi secara langsung penghasilan Anda," kata Profesor Tim Frayling dari University of Exeter Medical School, seperti dikutip dari Telegraph, Senin (21/3/2016).

Namun, yang harus dicatat, studi yang dilakukan tak mempertimbangkan faktor pendidikan atau masalah pada masa kanak-kanak -- yang diketahui bisa memengaruhi pendapatan dan kesuksesan seseorang pada kemudian hari.

Para ahli di Exeter University hanya meneliti informasi genetika dari 120 ribu orang di biobank Inggris, dan membandingkan dengan dokumen gaji yang mereka dapatkan.  

Pria dengan gen jangkung dan perempuan yang digariskan memiliki tubuh ramping secara konsisten -- berdasarkan penelitian -- memiliki kehidupan lebih baik.

Ini adalah studi pertama yang berusaha memisahkan efek awal yang buruk dalam kehidupan manusia, dengan karakteristik yang diwariskan secara genetik.

Sebelumnya, ada anggapan orang-orang yang bernasib lebih buruk dalam hidup, karena mereka datang dari latar belakang yang tak bahagia -- yang karena mereka mengalami gizi buruk yang menghambat pertumbuhan dan meningkatkan risiko obesitas.

Namun, studi terbaru menyimpulkan, tinggi dan berat badan seseorang menentukan kesuksesan atau kegagalan masa depan.

Meski asumsinya seringkali keliru, kata dia, sebagian besar orang mengira tinggi badan yang kurang atau BMI (body mass index atau indeks massa tubuh) yang lebih tinggi adalah konsekuensi dari nutrisi yang buruk. Tapi, bisa jadi, itu ditentukan gen.

Lantas, apa korelasi antara berat dan tinggi badan terhadap kesuksesan seseorang?

 

Ingin miliki tubuh langsing dan tetap sehat? Begini caranya!

 

Para peneliti mengaku tidak bisa memastikan apa yang mendorong korelasi tersebut.

Namun, mereka berspekulasi bahwa laki-laki yang lebih pendek dan wanita berbobot lebih, mungkin untuk menderita rendah diri atau depresi daripada rekan mereka yang jangkung atau langsing.

Spekulasi kedua, bisa jadi pengusaha lebih suka mempekerjakan laki-laki yang memiliki tubuh tinggi atau perempuan langsing. Apalagi, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pebisnis dan pemimpin politik pria memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Tim tersebut meneliti 400 varian genetik yang terkait dengan tinggi badan, dan 70 varian terkait dengan indeks massa tubuh (BMI).

Bagaimana jika variabelnya diubah?

Temuan lain menyimpulkan, perempuan bertubuh tinggi meraih pencapaian lebih dari kaum hawa yang lebih pendek -- namun temuan itu tak signifikan. Sementara, pria bertubuh tambun tak berarti lebih buruk nasibnya dari mereka yang ramping.

Studi baru-baru ini oleh Edinburgh University Inggris menemukan bahwa pria bertubuh pendek lebih berisiko mengalami demensia.

Sementara, yang bertubuh lebih tinggi makin besar risiko mengalami kanker -- dengan kenaikan setiap 4 inchi terkait kenaikan risiko 16 persen.

Orang dewasa yang bertubuh lebih pendek sekitar 50 persen berpeluang mengalami sakit jantung, serangan jantung, atau meninggal akibat penyakit daripada mereka yang lebih tinggi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya