Sekte 'Kiamat' Jepang Memperluas Jaringannya ke Eropa

Sekte Aum Shinrikyo asal Jepang yang sempat menghebohkan dunia pada 1995, kini memperluas jaringannya hingga Eropa.

oleh Citra Dewi diperbarui 07 Apr 2016, 17:01 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2016, 17:01 WIB
Shoko Asahara, pendiri Aum Shinrikyo (Foto: Reuters).
Shoko Asahara, pendiri Aum Shinrikyo (Foto: Reuters).

Liputan6.com, Moskow - Akhir-akhir ini polisi Rusia telah melakukan puluhan penyergapan pada beberapa bangunan yang berhubungan sekte Aum Shinrikyo. Dari penggerebekan tersebut, 10 orang dihukum dan puluhan lainnya sedang diperiksa.

Sekte tersebut membentuk kelompok lebih kecil pada 2007 yang bernama Hikari no Wa atau Lingkaran Cahaya Pelangi.

Kelompok baru tersebut diketuai oleh mantan juru bicara Aum Shinrikyo, Fumihiro Joyu. Ia mengklaim bahwa mereka tak terkait erat dengan organisasi yang biasa disingkat menjadi Aum.

Hikari no Wa diketahui beroperasi di daerah pecahan Uni Soviet. Sementara, pada Maret lalu, Montenegro mengusir 58 warga asing yang diduga memiliki hubungan dengan Aum Shinrikyo.

Menteri dalam negeri Montenegro mengatakan, 58 orang tersebut terdiri dari 4 orang dari Jepang, 43 Rusia, 7 Belarus, 3 Ukraina, dan 1 orang berasal dari Uzbekistan.

Seperti yang dikutip dari BBC, Kamis (7/4/2016),  Hikari no Wa merupakan kelompok ilegal di Rusia, namun jaksa berkata bahwa sudah terdapat 30.000 pengikut asal Rusia dan memeras orang-orang untuk memberikan sumbangan.

Pihak berwenang pun membuka penyelidikan tindak kriminal yang dilakukan kelompok tersebut. Salah satu media lokal mengatakan bahwa grup tersebut menggunakan kekerasan kepada masyarakat.

Sejarah dan Aksi Kriminal Sekte Aum Shinrikyo

Aum Shinrikyo yang biasa disingkat Aum tersebut memiliki arti harfiah 'Kebenaran Tertinggi'.

Berawal pada 1980 sebagai kelompok spiritual yang mencampurkan kepercayaan Hindu dan Buddha, Aum kemudian mendalami unsur nubuat Kristen apokaliptik.

Pendiri sekte Aum yang bernama Shoko Asahara mendeklarasikan dirinya sebagai penganut Kristen maupun Buddha.

Kelompok tersebut mendapat pengakuan resmi sebagai organisasi keagamaan pada 1989 di Jepang. Pendirinya, Asahara, mencari pengikut dengan mengisi seminar di beberapa universitas dan menulis buku.

Puncaknya, ia memiliki hingga 10 ribu pengikut di seluruh dunia. Banyak dari pengikutnya di Jepang merupakan mahasiswa dari universitas elite.

Fumihiro Joyu, ketua Hikari no Wa atau Lingkaran Cahaya Pelangi (Foto: joyu.jp).

Namun perlahan-lahan kelompok tersebut berubah menjadi sekte yang memiliki ketakutan berlebih terhadap kiamat. Mereka mengungkapkan bahwa dunia akan berakhir pada Perang Dunia III dan hanya mereka yang dapat bertahan.

Sekte tersebut juga makin sering menggunakan kekerasan, melakukan penculikan, dan membunuh lawannya hingga menggunakan senjata kimia maupun biologis untuk menyerang.

Aksi dari sekte Aum yang paling terkenal adalah peristiwa di stasiun kereta bawah tanah Kasumigaseki, Tokyo, Jepang pada 20 Maret 1995.

Kelompok tersebut melakukan serangan gas beracun sarin di lokasi yang tengah ramai pada jam sibuk.

Atas aksi sadis yang dilakukan kelompok tersebut, 13 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 5.000 lainnya dirawat di rumah sakit.

Kebanyakan korban yang menghirup racun sarin menderita sesak nafas dan sulit melihat. 12 Orang tewas dan lebih dari 5.000 lainnya dirawat.

Pada beberapa bulan selanjutnya, sekte tersebut diketahui melakukan beberapa usaha melepaskan gas hidrogen sianida di beberapa stasiun. Untungnya, aksi tersebut gagal.

Peristiwa tersebut sangat mengejutkan. Pasalnya Jepang dikenal memiliki angka kriminal yang rendah. Hal tersebut juga memunculkan pertanyaan mengapa pihak kepolisian gagal untuk menyelidiki aktivitas kelam kelompok tersebut.

Beberapa anggota Aum pun harus menghadapi hukuman, 13 di antaranya dikenakan hukuman mati, termasuk pendirinya Asahara.

Seorang anggota sekte tersebut juga dipenjara pada 2014 atas tuduhan penculikan seorang pria berusia 68 tahun dan keterlibatannya atas dua serangan bom.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya