Liputan6.com, Jakarta - Nasib tragis menimpa kepala negara Polandia, Presiden Lech Kaczynski. Dia mengalami kecelakaan pesawat di Rusia dalam perjalananan dinas, untuk memperingati 70 tahun pembantaian Katyn.
Dalam pembantaian Katyn, ribuan warga Polandia menjadi korban pada masa pemerintahan Uni Soviet selama Perang Dunia II.
Seperti dimuat BBC, pesawat jatuh di kawasan Smolensk, Rusia pada pukul 06.56 waktu setempat. Menurut saksi Mata, Slawomir Wisniewski, pesawat terbang begitu rendah dan sayapnya oleng menghujam tanah.
"Lalu saya mendengar suara ledakan dan pijar api terbang ke atas," tutur saksi mata, yang saat itu tengah berada di hotel dekat lokasi kejadian.
Seluruh penumpang, total 97 orang, yang berada di dalamnya tewas. Termasuk Presiden Kaczynski dan sang istri, Maria.
Selain itu, sejumlah petinggi negara juga tewas, seperti Kepala Angkatan Bersenjata, Gubernur Bank Pemerintah Polandia, serta petinggi parlemen pusat. Polandia kehilangan hampir separuh tokoh utama pemerintahannya.
Baca Juga
Pemerintah Polandia dan Rusia menjelaskan, pesawat menabrak pepohonan karena terjebak di kabut tebal, saat hendak mendarat di Bandara Smolensk.
Disebutkan bahwa pilot menolak anjuran petugas pengawas lalu lintas udara, agar mendarat di bandara lain.
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk yang tidak ikut penerbangan nahas tersebut menyatakan, kecelakaan ini merupakan peristiwa paling tragis pasca-Perang Dunia II.
Dengan berurai air mata, Tusk menyatakan situasi darurat negara dan berduka. Dia mengimbau seluruh rakyat mengheningkan cipta selama 2 menit.
"Saya pastikan roda pemerintahan negara ini tetap dilanjutkan," tegas Tusk.
Rakyat Polandia berkumpul di Istana Presiden di Warsawa, untuk menaruh bunga dan menyalakan lilin sebagai simbol berduka. Bendera setengah tiang pun dipasang di sejumlah lokasi.
Juru bicara kepresidenan menyatakan, pemilihan umum untuk memilih presiden baru segera digelar. Posisi kepala negara, sementara diisi oleh petinggi parlemen, Bronislaw Komorowski.