Cari Kunci Hilang di Danau, Pria Ini Malah Temukan Granat

Seorang pria di selatan negara Jerman menceburkan magnet kuat ke dalam danau, sewaktu mencoba menemukan kembali kuncinya yang tercebur.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 19 Apr 2016, 23:25 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2016, 23:25 WIB
Kunci Hilang, Malah Mendapat Granat
Ada banyak alat peledak peninggalan Perang Dunia II tersebar di seluruh Jerman, misalnya granat tangan ini. (Sumber The Local)

Liputan6.com, Danau Waginger - Seorang pria di selatan negara Jerman menceburkan magnet kuat ke dalam danau, sewaktu mencoba menemukan kembali kunci miliknya yang tercebur ke danau. Hasilnya mengerikan.

Ketika ia mengangkat tali pancing, ia malah mendapati sebuah granat aktif menempel di magnet tersebut.

Jumat 15 April 2016 lalu, pria yang dimaksud berada di Danau Waginger di pegunungan Alps Bavaria. "Ia dilengkapi magnet yang diikatkan pada kail pancing buatan sendiri," demikian dilaporkan oleh polisi.

Dikutip dari The Local pada Selasa (19/4/2016), ketika pria berusia 28 tahun itu merasakan ada sesuatu yang berat di ujung tali pancingnya, ia merasa beruntung dan mengangkatnya. Namun tak disangka-sangka, pada magnet tersebut melekat sebuah granat yang sudah berkarat.

"Benda itu adalah granat aktif dari masa Perang Dunia II," kata juru bicara kepolisian.

Untunglah pria itu cepat bereaksi.

"Ia merespons dengan sangat baik, dengan segera menceburkan granat tangan itu ke dalam air,” imbuh juru bicara kepolisian tersebut.

Ahli bahan peledak dari kepolisian kemudian mengamankan perangkat peledak itu dan menjinakannya.

Setelah 71 tahun sejak berakhirnya Perang Dunia II, masih lazim ditemukan amunisi-amunisi yang belum meledak warisan masa itu di Jerman.

Seringkali bom-bom yang belum meledak ditemukan ketika ada pekerjaan bangunan di kota-kota besar Jerman, sehingga wilayah-wilayah di sekitar temuan harus dikosongkan. Khawatir masih ada sisa-sisa bahan peledak yang membahayakan jiwa.

Awal bulan ini, polisi juga dilibatkan ketika seorang siswa di Jerman bagian utara yang membawa peluru sepanjang 17 cm ke dalam kelas. Ia mengaku menemukan benda itu di dalam ruang penyimpanan di rumah keluarga.

Ada banyak alat peledak peninggalan Perang Dunia II tersebar di seluruh Jerman, misalnya peledak sepanjang 17 cm yang dibawa seorang murid ke dalam ruang kelasnya. (Sumber The Local)

Menurut polisi, benda itu masih bisa meledak seandainya terjatuh.

Dasar sejumlah danau di kawasan Bavaria memang dipenuhi dengan temuan-temuan tidak biasa dan berharga.

Pada musim panas lalu, seorang remaja putri berusia 16 tahun juga melapor menemukan batangan emas senilai 16 ribu euro atau sekitar Rp 238 juta di dasar Königssee ketika sedang berlibur besama dengan keluarga.

Karena tidak ada yang mengaku memilikinya, remaja itu berhak memiliki harta tersebut.

Warisan Perang Dunia II untuk Berlin

Masih dari The Local, suatu tulisan lawas menyebutkan bahwa adanya sekitar 3.000 bom peninggalan Perang Dunia II yang terkubur di bawah kota Berlin.

Pada 2014, di kota Berlin ditemukan bom, peluru, dan peledak lain yang berat keseluruhannya mencapai 54 ton, demikian dilaporkan harian BZ. Jumlah ini menambah temuan 1,8 juta perangkat peledak yang ditemukan sejak 1945.

Dinas penjikan bahan peledak (Kampfmittelbeseitigungsdienst, KBD) dipanggil hingga kira-kira 1000 kali setiap tahun ketika senjata belum meledak ditemukan, biasanya pada saat ada pekerjaan bangunan.

Pada Desember lalu, para pekerja bangunan menemukan bom seberat 250 kg yang dijatuhkan pihak AS di Potsdam. Walaupun menimbulkan gangguan pada warga sekitar, temuan besar seperti ini menjadi semakin jarang.

Pada Juni lalu, pihak berwenang mengungsikan sekitar 3000 orang dari kawasan tempat temuan bom seberat 500 kg di Steglitz. Pada Oktober, penerbangan di bandara kota Tegel terganggu oleh temuan bom seberat 70 kg di dekatnya.

Ada banyak alat peledak peninggalan Perang Dunia II tersebar di seluruh Jerman, termasuk bom 500 kg di bawah kota Berlin ini. (Sumber The Local)

Menurut polisi, kebanyakan bom peninggalan Perang Dunia II memiliki risiko kecil untuk meledak kalau tidak terganggu. Bom dengan sumbu kimia malah jauh lebih berbahaya.

Pihak yang berwenang tidak bisa memastikan bagian-bagian kota yang lebih banyak memiliki ‘warisan’ Perang Dunia II, walaupun bandara, stasiun kereta, rel kereta dan pabrik kerap menjadi sasaran serangan.

Di masa akhir Perang Dunia II, hutan-hutan di sekitar Berlin menjadi tempat pertempuran sengit antara pasukan Jerman dan Soviet sehingga menyimpan sejumlah besar bom dan granat tangan dari masa itu.

Pada 2010, ada 3 orang anggota penjinak bahan peledak yang meninggal dan 6 orang luka-luka di Göttingen ketika sebuah bom peninggalan Perang Dunia II yang sedang mereka tangani meledak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya