Kunjungi Arab Saudi, Obama Bawa Menteri Pertahanan AS

Selain dijadwalkan bertemu Raja Salman, di Arab Saudi Obama juga akan menemui pemimpin negara teluk lain.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 20 Apr 2016, 18:34 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2016, 18:34 WIB
Barack Obama
Obama merupakan sosok yang hangat membuat anak-anak nyaman berada di dekanya

Liputan6.com, Riyadh - Jelang penghujung masa jabatannya, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama melakukan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi. Kedua negara ini diketahui menjalin persahabatan begitu erat.

Lawatan Obama ke negara kaya minyak kali ini berbeda dengan kunjungan-kunjungan sebelumnya. Sebab Orang Nomor Satu di AS membawa misi soal pertahanan dan keamanan ke Saudi.

Hal ini terlihat jelas, karena dalam lawatan tersebut, Obama membawa serta Menteri Pertahanan, Ashton Carter.

Menhan Carter mengatakan, pihaknya akan meminta bantuan Arab Saudi khususnya terkait aktivitas militer dan pertahanan laut untuk menghadapi potensi Iran menciptakan 'ketidakstabilan' di kawasan. Demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (20/4/2016).

Selain dijadwalkan bertemu Raja Salman, di Arab Saudi Obama juga akan menemui pemimpin negara teluk lain.

Lawatan kenegaraan Obama kali ini tidak hanya berhenti di Saudi. Usai mengunjungi negara Timur Tengah itu, Obama akan melanjutkan perjalanan ke Inggris dan Jerman.

Lawatan Perpisahan

Meski memuji hubungan AS-Saudi yang terjalin sangat kuat, media di Arab Saudi menyorot hal lain dalam lawatan Obama ini.

Banyak media menilai lawatan tersebut adalah bentuk perpisahan Obama kepada Saudi. Suami Michelle Obama itu diketahui akan mengakhiri masa jabatannya pada akhir 2016.

"Ini merupakan kunjungan perpisahan bagi Presiden AS, Obama akan segera tidak begitu relevan dan berguna bagi negara teluk," tulis media pemerintah Al-Hayat.

Lain Al-Hayat, beda pula media Al Arab al-Alamaiyah. Dalam artikelnya, mereka begitu yakin tak ada misi lain yang dibawa Obama selain soal akhir masa jabatan.

"Ini sepertinya hanya untuk memberita tahu akan ada pemerintahan baru di AS. Jadi baiknya Saudi segera berurusan dengan pemerintahan baru itu," tulis media itu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya