Liputan6.com, Yangon - Meski dokter dapat memprediksi kapan kelahiran seorang bayi ke dunia, namun ia tidak bisa memutuskan di tempat dan situasi seperti apa bayi tersebut akan lahir. Bisa di rumah sakit atau bahkan berada pada ketinggian 40.000 kaki di atas permukaan tanah.
Tapi itulah yang terjadi pada penerbangan Jetstar Asia, Jumat 22 April lalu. Dilansir dari Myinforms.com, Kamis (28/4/2016), sebelum si burung besi itu mendarat di Yangon, Myanmar, seorang ibu hamil yang menjadi salah satu penumpangnya melahirkan bayi laki-laki dengan berat 2,9 kilogram.
Advertisement
Beruntung sang ibu saat itu berada satu penerbangan dengan satu keluarga yang tiga di antaranya berprofesi sebagai dokter. Mereka adalah Dr Saw Myat Thitsar, Dr Aung Ko, dan Dr Thida San.
Sementara para kru Jetstar segera menghubungi petugas medis yang berada di Yangon.
Baca Juga
Begitu si bayi lahir, para penumpang bersorak gembira sambil bertepuk tangan. Mereka pun memberi ucapan selamat kepada sang ibu yang berhasil melahirkan seorang bayi lucu yang sehat.
Sebagai bentuk terima kasihnya kepada pihak maskapai yang telah memberinya bantuan serta perawatan saat melahirkan, sang ibu menamai putranya dengan nama Saw Jet Star.
"Kru kami telah dilatih untuk menghadapi semua situasi yang terjadi di pesawat. Kami sangat bangga dengan cara mereka memberi pertolongan dengan dibantu para dokter dermawan yang saat itu turut memastikan keselamatan penumpang termuda kami dalam penerbangan Jetstar Asia," kata juru bicara Jetstar, yang dilansir dari News.com.au.
"Kehadiran seorang bayi di maskapai kami mendapat tepuk tangan gembira dari penumpang lainnya. Jadi kami sangat yakin momen tersebut tak akan pernah mereka lupakan," tambahnya.
Kepada sang ibu, Jetstar memberikan uang sebesar US $1.000 atau sekitar Rp 13 juta berikut peralatan dan perlengkapan bayi. Sedangkan bagi ketiga dokter yang membantu persalinan sang ibu, maskapai memberikan voucher penerbangan.