Liputan6.com, Aleppo - Setidaknya 14 pasien dan 3 dokter tewas dalam serangan udara di rumah sakit Kota Aleppo, Suriah. Menurut laporan Medecins sans Frontieres (MSF) yang dikutip dari BBC, Kamis (28/4/2016), Rumah Sakit al-Quds adalah rumah sakit anak terakhir di kota itu.
Sumber lokal menyalahkan pesawat tempur Rusia dan pemerintah Suriah, atas tragedi yang tak kunjung habis itu. Namun belum ada pernyataan yang pasti dari kedua belah pihak.
Baca Juga
Rumah sakit terkenal di daerah itu dihantam langsung oleh serangan udara pada rabu 27 April 2016.
Advertisement
"Kami mengutuk penghancuran rumah sakit al-Quds, menghilangkan fasilitas kesehatan," kata seorang warga.
Seorang aktivis yang saat itu berada di lokasi mengatakan, bangunan-bangun di sekitar rumah sakit juga hancur.
"Serangan itu berasal dari dua roket serangan udara, roket besar itu kemungkinan serangan udara Rusia" kata dia
Bangunan lantai tiga yang terletak tak jauh dari rumah sakit juga ambruk. Diduga masih ada korban tertimbun yang tak pasti jumlahnya.
Belakangan ini, kekerasan di Suriah semakin mencekam dibandingkan dengan beberapa waktu lalu.
Menurut laporan, meningkatnya kekerasan di daerah itu diakibatkan oleh dukungan yang didapat prajurit Suriah dari angkatan udara Rusia, untuk persiapan serangan besar-besaran di Aleppo.
Eskalasi itu mengancam membatalkan pembicaraan damai yang ditengahi PBB, pada Maret lalu.
Pada hari Rabu 27 April 2016, utusan PBB untuk Suriah mendesak AS dan Rusia untuk ikut campur tangan 'pada saat genting' untuk menyelamatkan pembicaraan tersebut.
Selama seminggu belakangan, lebih dari 100 warga tewas dalam pemboman dari pemberontak dan pemerintahan Suriah.