Liputan6.com, Cologny - Seorang pemimpin hebat tak datang begitu saja. Negara-negara yang sukses di seluruh dunia mengatakan dengan tegas, adanya institusi pendidikan yang baik melatih para masyarakatnya menjadi pemimpin besar.
Dalam lembaga pendidikan yang baik, para pemimpin tak hanya diberikan kemampuan kepemimpinan, tapi juga ditanamkan nilai-nilai yang membuat mereka sebagai pencipta dan penjaga cita-cita sosial.
Baca Juga
Saat ini Afrika mengeluarkan pernyataan menarik tentang bagaimana benua tersebut dapat menjadi lebih makmur. Investasi pada industri tradisional diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut, serta membangun perusahaan lembaga dan perusahaan yang kuat.
Advertisement
Namun yang dapat merekatkan hal-hal tersebut adalah kepemimpinan yang baik. Oleh karena itu, keharusan untuk membangun generasi pemimpin dengan keterampilan yang efektif dan nilai untuk memastikan transformasi sosial-ekonomi di Afrika.
Pada tahun 2030, diperkirakan sebagian besar tenaga kerja di dunia akan berada di Afrika. Seperti dikutip dari World Economic Forum, Sabtu (7/5/2016), menurut para ahli, populasi di benua hitam itu akan mengalami bonus demografi hingga 2,5 miliar pada 2050.
Namun jelas, tanpa adanya investasi yang jelas dalam kebijakan dan pendidikan, bertambahnya jumlah penduduk yang akan menjadi pemasok tenaga kerja di dunia menjadi tantangan tersendiri.
Tantangan untuk Mewujudkan Visi Afrika
Saat ini Afrika dihadapkan oleh kenyataan bahwa mereka sedang menghadapi kombinasi tantangan berupa pendidikan tinggi yang telah usang karena keterbatasan sumber daya, terbatasnya universitas, penurunan kualitas, dan tak selarasnya pendidikan akademik dengan permintaan pasar kerja.
Pentingnya investasi pendidikan di Afrika menimbulkan beberapa pertanyaan, seperti bagaimana kita bisa memastikan bahwa pendidikan generasi muda Afrika dapat mempersiapkan mereka untuk mengatasi tantangan ekonomi di masa depan?
Dengan terbatasnya sumber daya, apakah Afrika dapat membangun pendidikan yang unggul yang diakui internasional secara cepat?
Sederhananya, keadaan pendidikan tinggi di Afrika saat ini merupakan ancaman nyata bagi cita-cita mereka karena terbatasnya akses ke pendidikan universitas.
Saat ini hanya 7 persen masyarakat Afrika yang mendaftar ke universitas. Dibanding negara lain, di Amerika angkanya mencapai 72 persen, sementara China 30 persen.
Membangun Generasi Pemimpin Masa Depan Afrika
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Afrika perlu melakukan inovasi. Hal itu bisa dilakukan dengan mengembangkan model pendidikan tinggi menggunakan sumber daya efisien, dengan kemampuan menghasilkan lulusan dalam skala besar yang dilakukan secara cepat dan menjaga standar kelas dunia.
Di African Leadership University, telah dirancang sistem universitas yang mengandalkan sumber daya siswa muda brilian. Caranya dengan membiarkan mereka untuk belajar sendiri dengan menggunakan teknologi mutakhir dan membagi ilmunya ke rekan lain.
Pendekatan lain juga digunakan untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan para pekerja pada abad ke 21, antara lain kolaborasi, komunikasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, serta kepemimpinan dan kewirausahaan.
Sebenarnya, banyak inovasi lain untuk menyelesaikan masalah pendidikan untuk mempersiapkan para generasi muda Afrika dalam mengahadapi tantangan masa depan.
Sekarang mereka harus mulai mempersiapkan lembaga untuk mendidik generasi masa depan yang dapat memecahkan masalah saat ini, namun juga dapat tahan uji di masa mendatang.