Liputan6.com, New York - Ada-ada saja cara seniman mengutarakan pendapat politiknya. Di kota New York, seorang seniman akhirnya diketahui sebagai biang keladi penempatan batu nisan salah satu bakal calon presiden AS.
Dikutip dari Telegraph pada Kamis (12/5/2016), seniman New York it menempatkan batu nisan di Central Park sehingga menimbulkan kegaduhan di media sosial karena kalimat plesetan yang tertera di sana, 'Make America Hate Again'.
Baca Juga
Kalimat tersebut berarti 'Menjadikan Amerika Membenci Lagi', padahal slogan kampanye Donald Trump sebenarnya berbunyi 'Make America Great Again', yang berarti 'Membuat Amerika Hebat Lagi'.
Advertisement
Batu nisan itu dipesannya dari sebuah perusahaan di Brooklyn, New York, kemudian dipasang pada Minggu Paskah, 27 Maret 2016 lalu.
"Itu harinya Yesus dibangkitkan, dan dimaksudkan supaya Trump mengingat warisannya. Ada keterkaitan puitis di sini," kata sang seniman --yang tak mau mengungkapkan jati dirinya-- saat itu.
Batu nisan itu memiliki tanggal lahir Trump, tapi tidak ada tanggal kematiannya, serta plesetan slogan kampanye pengusaha tajir asal New York itu.
New York Times kemudian menyebut Brian Whiteley (33) adalah orang di belakang satir tersebut. Di hari yang sama, petugas taman mencopot batu nisan itu.
Whiteley menolak membenarkan atau mengaku dia orang yang memesan batu nisan tersebut. Ia didatangi polisi pada Senin sesudahnya, tapi tidak dikenakan
Dalam suatu wawancara pada 30 Maret lalu, seorang seniman yang menolak menyebutkan namanya mengatakan kalau dia mencoba mengingatkan Donald tentang jenis warisan apa yang kelak ditinggalkan capres AS itu.
"Dengan mengosongkan tanggal kematiannya itu berarti ia masih punya waktu untuk mengubah siapa dirinya," lanjut seniman itu.
Si seniman juga mengatakan, batu nisan itu satir politik dan karya seni belaka. Ia menekankan untuk jangan ditafsirkan sebagai ancaman pembunuhan.
"Saya mencoba mencari cara supaya bisa benar-benar terhubung dengan Donald dan bilang kepadanya, 'Bangunlah, pak.'"
"Saya mencoba membuatnya mengerti mengenai apa yang orang ingat tentang dia sekarang ini."
Michael Cassara, pembuat batu nisan itu, mengatakan bahwa dia tidak terkejut ketika mendengar nama orang yang memesan batu tersebut.
"Saya berurusan dengan banyak seniman dan membuat benda-benda aneh," kata Cassara. "Saya membuat perlengkapan film ataupun pertunjukan. Saya ingin membuatkan batu nisan untuk Michael Jackson
Ia menyebut kliennya tersebut sebagai seorang 'hipster'.
Cassara menolak mengatakan berapa harga batu itu, tapi seorang pengusaha lainnya mengatakan batu seperti itu bisa mencapai harga US$2450 (Rp 32,6 juta)
Ia memberikan nama pelanggan itu kepada polisi, demikian juga rekaman video yang menayangkan pelanggannya menaruh benda itu ke sebuah truk. Petugas menghubungi perusahaan yang namanya tertera pada truk dan membenarkan tentang orang yang menyewanya. Cassara tidak dikenakan dakwaan kejahatan apapun.
Trump tidak memberikan komentar apapun tentang lelucon itu. Sekarang ini, batu nisan tersebut disimpan di gudang polisi di kawasan Bronx, bagian kota New York.