Liputan6.com, Florida - Seorang pria lanjut usia (lansia) didakwa atas pembunuhan setelah pengakuannya membuat pihak keamanan terkejut. Kepada polisi, kakek berusia 86 tahun itu mengaku telah menembak mati sang istri karena harga obat atas penyakitnya semakin mahal dan belahan jiwanya itu menderita atas sakitnya tersebut.
William Hager, demikian nama kakek itu, ditahan tanpa uang jaminan setelah mengaku telah menembak mati istrinya. Caroline ditembak di kepala tatkala sedang tidur di rumah mereka di Port St. Lucie.
Baca Juga
Â
Advertisement
Baca Juga
William menelpon 911 pada pukul 13.00 pada hari Senin 16 Mei, beberapa jam setelah ia menembak mati Caroline. Demikian surat penahanan berbunyi seperti dilansir dari The Guardian, Jumat (20/05/2016).
Kepada polisi, William mengatakan setelah menembak ia pergi ke dapur membuat segelas kopi lalu menelepon anak perempuan mereka menceritakan apa yang telah ia perbuat.
"Aku hanya ingin minta maaf tidak menelepon mereka lebih dulu. Aku hanya mau bilang kepada anak-anak apa yang telah aku lakukan," kata William kepada polisi.
William mengaku telah berpikir beberapa hari sebelumnya untuk membunuh istrinya yang berusia 78 tahun. Karena tak tahan melihat penderitaan rasa sakit yang dialami belahan jiwanya itu, dan 'demi cinta' ia dengan berat hati menembaknya.
Menurut Wiliiam, selama merintih kesakitan Caroline kerap bilang ia lebih baik mati. Meski berdasarkan surat penahanan, sang belahan jiwa tidak meminta dibunuh.
William didakwa atas pembunuhan tingkat pertama dan pembunuhan berencana dalam persidangan perdana pada Selasa 17 Mei.
Media setempat melaporkan, pasangan itu telah mendeklarasikan kebangkrutan pada 2011 dan Caroline Hager menderita arthritis parah dan komplikasi kesehatan lain selama 15 tahun terakhir.
AARP, kelompok non-profit bagi lansia mengatakan AS kini dalam darurat obat-obatan. Beberapa jenis obat untuk resep dan penyakit tertentu harganya melonjak.
Asuransi pemerintah tak bisa menanggung lagi dan membuat ratusan lansia menderita karena tak bisa mengakses obat itu.
Dari hasil pemeriksaan, pihak keamanan tidak merinci obat-obatan yang dikonsumsi Caroline Hager dan asuransi yang mereka miliki.