Liputan6.com, Mesir- Investigasi terhadap pesawat EgyptAir hilang yang diduga kuat jatuh di laut Mediterania Kamis, 19 Mei 2016 dinihari kemarin terus berlangsung. Otoritas Mesir mengungkap perkembangan yang menjadi titik terang bagi semua pihak.
Dari data penerbangan EgyptAir didapat petunjuk baru bahwa ada indikasi 'smoke alerts' atau lampu peringatan pendeteksi asap beberapa saat sebelum hilang kontak di wilayah perairan Mediterania.Â
Baca Juga
Baca Juga
Melalui data dari Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS), sebuah sistem komunikasi yang menjadi wadah untuk pengiriman pesan antara pesawat yang sedang mengudara dan pihak di darat, lampu peringatan disebutkan terdeteksi dari kamar mandi di belakang ruang pengemudi pesawat.
Advertisement
"Jika memang betul ada api di dalam pesawat seperti yang telah diindikasikan oleh ACARS, maka apa pun yang terjadi sangat dekat dengan ruang kemudi pesawat," kata David Soucie, seorang analis penerbangan, mengutip dari CNN, Sabtu (21/5/2016).
Ia menjelaskan bahwa ada sejumlah kemungkinan yang menyebabkan lampu peringatan di pesawat EgyptAir menyala.Â
"Bisa kesalahan mekanik, kesalahan pada sirkuit, atau kesalahan pada perangkat lainnya," ia menerangkan.
Soucie melanjutkan, data tersebut juga mengindikasikan adanya upaya dari pilot untuk mengirim laporan terkait nyalanya lampu peringatan tersebut sekitar 1-2 menit kemudian.Â
"Jika betul insiden ini terjadi karena bom, maka kulit pesawat harusnya sudah hancur. Indikasi dari ACARS juga menunjukkan bahwa apabila betul bom, pilot tidak akan mungkin mendapatkan kesempatan untuk mengirim pesan beberapa menit setelah itu,"Â imbuhnya.
Soucie mengatakan bahwa peralatan komunikasi akhirnya rusak karena kemungkinan besar terhambat oleh adanya api tersebut.