Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan nahas menimpa pesawat maskapai Air India Express pada 6 tahun silam, tanggal 22 Mei 2010. Kapal terbang Boeing 737-800 itu celaka saat mendarat di Bandara Mangalore India, setelah terbang dari Bandara Internasional Dubai, Uni Emirat Arab.
Kecelakaan pesawat itu terjadi pada saat fajar menyingsing, sekitar pukul 06.00 waktu setempat. Ketika itu, kapal terbang tersebut tengah mendarat di landasan sepanjang 2,45 km. Namun setelah menyentuh tanah aspal, pesawat tak kunjung berhenti.
Baca Juga
Pesawat yang mengangkut 160 penumpang dan 6 kru itu terus melaju lurus di landasan, alih-alih berhenti. Hingga akhirnya menabrak dinding pembatas bandara dan menghujam daratan. Pesawat meledak dan terbakar seketika.
Advertisement
Baca Juga
Sebanyak 158 orang penumpang pesawat dengan nomor penerbangan IX-812 itu dinyatakan tewas. Sementara 8 orang lainnya dinyatakan selamat. Demikian seperti dimuat Aviation-safety.net.
Salah satu penumpang selamat, Muhammad Usman mengatakan, "aku mendengar suara menggelegar saat pesawat dalam proses pendaratan. Tak lama kapal terbakar. Aku berusaha lari keluar melalui celah sayap kiri setelah buru-buru melepas sabuk pengaman."
Korban selamat lainnya, Joel Prathap D' Souza juga melakukan penyelamatan diri begitu cepat. Sampai ia membuat petugas bandara terkejut saat penumpang tersebut muncul keluar dari dalam pesawat.
Kecelakaan pesawat ini menjadi perhatian dan sorotan dunia internasional dan dianggap menjadi salah satu kecelakaan pesawat terburuk di landasan. Banyak spekulasi muncul kenapa pesawat tak berhenti saat di landasan. Ada yang menduga bahwa sang pilot tertidur.
Dan pada akhirnya, selang beberapa bulan kemudian, hasil investigasi dirilis berdasarkan rekaman di pesawat dan kesaksian tim pengawas lalu lintas udara setempat. Disimpulkan bahwa pesawat celaka karena pilot lalai dan tak kunjung mengikuti instruksi dari petugas bandara agar memberhentikan pesawat.
Ada tiga kali panggilan masuk ke kokpit pesawat dari petugas bandara, tapi tak kunjung ada respons. Selain itu, jarak antara pesawat tepat memijakkan roda di darat dengan ujung landasan dianggap lebih pendek dari seharusnya. Sehingga pesawat melewati batas dan celaka.
Sejarah lain mencatat, pada 22 Mei 2011, angin tornado menerjang wilayah Amerika Serikat. dan menimbulkan puluhan korban jiwa. Setidaknya 30 orang tewas di Kota Joplin, negara bagian Missouri akibat terjangan tornado.
Selain itu, pada 22 Mei 1960, terjadi gempa terkuat sepanjang sejarah terjadi di Chile. Gempa berkekuatan 9,6 skala Richter itu mengguncang kawasan Lumaco dekat Kota Santiago dan Lumaco, mengakibatkan korban tewas hingga sekitar 6.000 orang.