Liputan6.com, Hanoi - Salah seorang jurnalis BBC yang meliput kunjungan Presiden AS, Barack Obama ke Vietnam diminta untuk menghentikan kegiatan peliputannya oleh otoritas setempat. Ia diduga telah melakukan pertemuan dengan salah seorang kritikus tajam pemerintahan.
Meski demikian siaran di saluran televisi, BBC World itu tetap diteruskan, namun terdapat penundaan 10 menit di Vietnam.
Laporan langsung dari kepala peliputan BBC di Hanoi menyebutkan, saluran diblokir selama 10 detik dengan pemberitahuan pada layar televisi -- siaran ini mengalami penundaan.
Sementara pihak BBC menilai tidak ada alasan bagi otoritas setempat untuk melarang kegiatan peliputan itu.
Baca Juga
Baca Juga
"Kami telah diberitahu bahwa akreditasi kami telah ditarik dan semua kegiatan peliputan kami harus dihentikan," ujar Jonathan Head, jurnalis BBC yang berbasis di Bangkok seperti dikutip Reuters, Senin (23/5/2016).
Tidak ada permintaan bagi jurnalis BBC untuk meninggalkan negara itu. Otoritas Vietnam belum mengeluarkan pernyataan apapun terkait kabar tersebut.
Otoritas Vietnam beralasan, peliputan harus dihentikan karena pihak BBC diduga bertemu dengan Nguyen Quang A -- salah satu dari 20 orang yang disebut pemerintah sebagai pembangkang karena ingin mengikuti pemilu parlemen melalui jalur independen. Namun tuduhan tersebut dibantah pihak BBC.
Sejauh ini tidak terdapat indikasi lain atas pelarangan media asing dan media lokal melakukan peliputan sepanjang tiga hari kunjungan kenegaraan Presiden Obama ke Vietnam. Kunjungan Presiden AS itu sendiri memiliki agenda memperkuat hubungan diplomatik kedua negara, baik dari sisi ekonomi maupun militer. Negeri Paman Sam juga berkepentingan mendorong Vietnam lebih aktif dalam isu HAM.
Diberitakan Reuters, Partai Komunis yang menguasai Vietnam telah lama menaruh 'perhatian khusus' pada BBC. Sebab siaran mereka yang berbahasa Vietnam secara rutin diblokir karena kerap melaporkan isu terkait HAM.
Sebelumnya pada awal Mei, tiga jurnalis BBC juga sempat mendapat masalah ketika bertugas di Korea Utara (Korut) -- ia dituding telah menelanjangi negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu. Akibatnya, wartawan bernama Rupert Wingfield-Hayes itu diusir dan tak diizinkan kembali ke Korut.
Advertisement
Liputan Rupert sebenarnya sederhana. Hanya memperlihatkan kehidupan di kampus Kim Il-sung dan mengkritik para pemimpinnya.
Namun, ada satu kalimat dalam rekaman berdurasi 3 menit itu yang menyebutkan, "Korut, negara yang mudah tersinggung." Dalam narasinya Rupert juga mengatakan Kim Jong-un 'diktator'-- yang mana itu benar -- dan negaranya sungguh komikal.