Donald Trump Keluarkan Pernyataan Kontroversial Soal 'Brexit'

Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Kali ini ia menyarankan rakyat Inggris untuk memilih keluar dari UE.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 02 Jun 2016, 14:13 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2016, 14:13 WIB
20160316-Donald-Trump-California-Reuters
Calon presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump saat berkampanye di Mar-A-Lago Resort di Palm Beach, Florida (REUTERS/Joe Skipper)

Liputan6.com, Jakarta Pada 23 Juni mendatang, rakyat Inggris akan melaksanakan referendum untuk menentukan masa depan mereka, tetap bergabung dengan Uni Eropa (UE) atau keluar dari organisasi yang berdiri sejak 1992 itu. Perdana Menteri Inggris, David Cameron sendiri gencar berkampanye agar Britania Raya tetap berada di UE.

Sosok kontroversial kandidat calon presiden AS Donald Trump, ternyata juga memberikan komentarnya terkait isu Brexit ini. Kepada The Hollywood Reporter beberapa waktu lalu, Trump mengatakan ia akan sangat tergoda untuk memberikan suaranya agar Inggris keluar dari UE.

Pada Rabu 1 Juni kemarin, Trump mempertegas pernyataannya. "Oh iya, saya pikir mereka harus memilih keluar dari UE," ujarnya seperti dikutip Daily Mail, Kamis (2/6/2016).

Dalam kesempatan yang sama, Trump juga mengumumkan ia akan mengunjungi Inggris dalam waktu dekat -- sehari setelah referendum dilaksanakan. Kunjungannya itu berkaitan dengan peresmian lapangan golf miliknya di Skotlandia.

"Sangat antusias, salah satu resort terbesar di dunia, Turnberry, yang menelan biaya 200 juta pound sterling akan dibuka," kata Trump.

"Saya yang memiliki resort itu dan saya sangat bangga. Saya berencana menghadiri pembukaannya pada 24 Juni mendatang," imbuhnya.

Apakah Trump akan memanfaatkan kunjungannya ke Inggris untuk bertemu dengan Perdana Menteri, David Cameron atau Wali Kota London, Sadiq Khan?

Rasanya, tidak. Mengingat Trump dan kedua tokoh Inggris itu pernah terlibat perang kata-kata. Dilatari dengan berbagai pernyataan kontroversialnya, Cameron dan Khan memiliki persepsi sama terhadap Trump, orang bodoh.  

PM Cameron juga menyatakan, ia menolak mengomentari lebih lanjut pemilu AS meski Trump kerap melontarkan komentar nyeleneh bahkan menyinggung dirinya.

UE sendiri telah menawarkan kesepakatan berupa status istimewa untuk Inggris, namun keputusan final tetap berada di tangan rakyat Britania Raya.

PM Inggris telah mengingatkan dampak buruk yang akan dihadapi Inggris jika keluar dari UE.

"Saya percaya bahwa Inggris akan lebih aman, lebih kuat dan lebih baik jika tetap berada di Uni Eropa yang sudah direformasi," ujarnya

"Mereka yang ingin Inggris keluar dari Uni Eropa, tak bisa memberi kepastian apakah bisnis-bisnis Inggris bisa mengakses pasar bebas Eropa, atau seberapa banyak harga-harga akan naik. Yang mereka tawarkan, adalah risiko masa-masa tak menentu – sebuah lompatan menuju kegelapan," imbuhnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya