Liputan6.com, Hokkaido - Seorang bocah berusia 7 tahun yang dilaporkan hilang di hutan terpencil di Jepang, ditemukan. Hutan tersebut terkenal sebagai sarang beruang. Kondisinya sehat.
Yamato Tanooka ditemukan di barak militer dekat Kota Shikabe di Hokkaido utara, tak jauh dari tempat dia terakhir terlihat pada Sabtu 28 Mei 2016 waktu setempat. Ia kemudian diberi makanan dan minuman, lalu dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Juga
"Anak laki-laki itu ditemukan oleh seorang pejabat Angkatan Bela Diri (SDF) Jepang saat latihan. Tidak ada cedera serius, dan anak itu memperkenalkan dirinya sebagai Yamato Tanooka," ujar juru bicara polisi seperti dikutip dari BBC, Jumat (3/6/2016).
Advertisement
Anak hilang itu terlihat berada dalam kesehatan yang baik, tetapi tetap dibawa ke rumah sakit dengan helikopter medis.
Tim pencari termasuk Angkatan Bela Diri (SDF) telah menyisir daerah terpencil di rumah bagi beruang cokelat itu, selama sepekan. Tapi mereka tidak menemukan jejak Yamato dan harapan penemuannya pun memudar.
Namun pada pukul 08.00 pada Jumat pagi (Kamis pukul 23.00 GMT), dia ditemukan dalam sebuah gedung di sebuah pangkalan SDF -- hanya beberapa kilometer dari tempat dia ditinggalkan orangtuanya.
"Ia diyakini telah berlindung di sana sejak Sabtu malam," demikian dilaporkan media lokal.
Orangtua anak itu awalnya melapor Yamato hilang pada Sabtu 28 Mei. Saat itu mereka mengaku telah kehilangan anaknya ketika menyusuri hutan untuk mengumpulkan sayuran gunung.
Akhirnya sang ayah, Takayuki Tanooka, mengaku telah membohongi polisi.
Takayuki (44) berkata, anaknya melempari mobil dengan batu. Sebagai hukuman, ia dan istrinya masuk ke mobil dan meninggalkan anaknya.
Mereka menghentikan lajunya setelah berkendara kurang dari 800 meter. Keduanya lalu kembali ke tempat di mana mereka meninggalkan anaknya, tapi Yamato tak berada di sana.
Takayuki mengaku kepada polisi hanya pergi sekitar 5 menit.
Saat itu ia tak berpikir untuk meninggalkannya makanan atau air untuk sang anak.
"Aku sangat menyesal telah memperlakukan anakku seperti itu, dan menyebabkan masalah bagi banyak orang," ujar ayah Yamato kepada media Jepang.
Kepolisian Jepang mengatakan orangtua Yamato terancam kena sanksi pidana atas kelalaiannya tersebut.