Liputan6.com, New York - Kala itu tahun 1978, konon Muhammad Ali adalah sosok paling perkasa di planet Bumi. Sementara para bintang menjadi penonton aksi Ali. Mulai dari The Beatles, Pele hingga Batman.
Di atas ring, para superstar menyaksikan Muhammad Ali melawan Superman.
Baca Juga
Sampul depan komik Superman vs Muhammad Ali menjadi salah satu foto yang paling banyak dibagikan di sosial media semenjak sang legenda mangkat. Apa yang sesungguhnya terjadi sehingga membuat penulis dan penggambar komik membuat edisi komik seperti itu.
Advertisement
Baca Juga
Saat artis komik muda Jerry Siegel dan Joe Shuster merancang tokoh ciptaan mereka Superman -- awalnya direncanakan sebagai penjahat DC Comics. Mereka tak mengira dalam waktu 3 bulan, kisah superhero itu akan terjual jutaan kopi.
"Amerika butuh pahlawan super," kata seniman Neal Adams, yang menggambar sampul ikonik Superman vs Muhammad Ali dan juga penulis tambahan kisahnya kepada BBC Trending.
Beberapa dekade kemudian, Julius (Julie) Schwartz editor di DC Comics tiba-tiba mencetuskan sebuah ide.
"Suatu hari di sebuah rapat, tiba-tiba Julie berkata, 'Kenapa kita tidak membuat Superman melawan Muhammad Ali?'" kenang Adam di balik pembuatan komik edisi khusus itu.
"Kita semua teriak kepada Julie, 'kamu gila apa?' Namun, Julie merasa pahlawan sebenarnya memerangi pahlawan fantasi akan sangat istimewa," lanjutnya lagi.
Plot komik berkisah, alien yang disebut Scrub ingin mengadu juara mereka melawan pejuang terbesar di Bumi. Jika dia kalah, Bumi akan hancur.
Sosok Superman yang sudah jadi idola awalnya dipilih jadi lawan Scrub. Namun, tokoh Ali menyarankan, lebih baik dia yang maju. Apalagi petinju itu merasa manusia sejati dan bukan buangan dari Planet Krypton.
Maka, dua tokoh itu berhadapan dalam pertarungan kualifikasi.
Akhir cerita komik tersebut tidak jelas, tapi pada satu titik inilah yang terjadi...
Di dunia nyata, kepiawaian Ali di atas ring telah teruji. Meskipun, saat komik itu terbit, pada Februari 1978, juara dunia kelas berat dipegang oleh Leon Spinks. Ali kembali meraihnya pada September tahun yang sama.
Kendati demikian, sosok Muhammad Ali tidak selalu dianggap pahlawan oleh warga Amerika Serikat.
Apalagi saat ia bersikap tegas menentang Perang Vietnam. Ali dianggap tak heroik. Ia dihukum karena menolak wajib perang ikut Angkatan Darat AS pada 28 Juni 1967.
Padahal, Ali bisa jadi 'promosi' tentara AS dan punya 'kesempatan' untuk bertinju di dunia nyata.
Namun, Muhammad Ali menolak mentah-mentah. Ia menyatakan, tak ingin bertengkar dengan Vietkong. Pernyataannya, yang dibuat sebelum protes anti-Vietnam, sangat kontroversial saat itu, lebih-lebih ia baru saja menjadi mualaf.
Meski diterbitkan satu dekade lalu, ide DC Comics untuk mempertarungkan Superman -- yang kulit putih-- dengan Ali hingga kini disebut keputusan paling bernyali, ungkap Adams.
"Saat itu, DC Comics penuh dengan anak muda liberal Yahudi di New York, yang sangat mengerti apa itu penghakiman," terang Adam.
"Dan untuk menggambarkan Ali setara dengan mitos Superman 'putih', adalah tindakan politik yang halus," kata Adams. "Pena lebih tajam dari pedang."
Borong Komik
Proses kolaborasi pembuat sampul Ali dengan gambar aslinya tak semudah yang disangka. Mereka awalnya tak setuju dengan rancangan pertama yang dibuat oleh Joe Kubert dari DC. Kata Adams, penggambarannya terlalu jahat.
Adams lantas memperhalus versi Kubert dan akhirnya rancangannya membuat jatuh hati tim Ali.
Ada rumor yang mengatakan Ali bersikeras, dalam komik itu ia digambarkan mengetahui identitas Superman sebenarnya. Namun, Adams tidak mengetahui adanya percakapan itu.
Namun, akhirnya Ali memang mengajukan permintaan. Saat itu ia telah menjadi muslim dan ia ingin tim DC terbang ke Chicago bersama rancangan komik untuk meminta persetujuan guru spiritualnya, Elijah Muhammad.
Ketika Ali mengalahkan dan merebut gelar juara dunia dari Leon Spinks pada 15 September 1979, saat jumpa pers, ia mengimbau kepada seluruh dunia untuk membeli komik 'Superman vs Muhammad Ali'.
Mereka dengan patuh membelinya.
"Saat itu, komik edisi itu terbit gratis di seluruh dunia," kenang Adam. "Komik edisi itu sangat berarti bagi banyak orang."
"Hingga hari ini, tiap kali bertemu keturunan Amerika-Afrika di pertemuan buku komik, mereka datang dengan edisi Superman vs Muhammad Ali yang telah lusuh memintaku menandatanganinya. Masih terasa sangat emosional bagiku," ujar Adams.
Adams kepada BBC Trending mengatakan ia tak terlalu dekat dengan Ali, meski dia mendengar sang legenda menyukai komik edisi itu dan kerap memamerkannya tiap kali ada yang berkunjung menemuinya.
Namun, ada yang membuat Adams begitu bergetar saat berada dekat dengan Ali. Saat itu, ia berada di samping sang petinju sehabis menggelar jumpa pers setelah mengalahkan Spinks.
"Aku memaksa menerobos kerumunan mendekati Ali untuk berfoto dengannya," tutur Adams.
"Aku meletakkan tanganku di bahunya dan rasanya seperti batu... Ia sungguh memancarkan radiasi kekuatan dan keyakinan."
Advertisement